Sabtu, 15 Juni 2013

Jangan Umbar Kesedihanmu

Malam malam kamu mengetuk pintu rumahku kawan,dengan wajah murung bercerita tentang beratnya kehidupan yang kamu jalani,penuh semangat menceritakan semua keluh kesahmu padaku,betapa kamu adalah orang paling menderita didunia ini seakan akan penderitaan orang didunia ini tak ada yang melebihi penderitaanmu.

“lihatlah aku,betapa banyak beban yang harus aku tanggung,utangku banyak,kawan kawan sudah mempunyai bermacam barang dari sepeda motor sampai mobil,sementara lihatlah aku masih saja begini”begitu yang kamu katakan padaku.

“mereka tidak sepertiku yang masih harus merawat ibuku yang sudah tua”kamu masih menambahkan lagi dengan mengatakan bahwa tuhan tidak adil padamu,kamu sudah demikian rajin berdoa tapi tak pernah dikabulkan.

Dengan mengeluh dan menumpahkan segala masalah pada orang lain hanya akan membuka peluang pada orang untuk mengetahui betapa rapuhnya kamu,betapa lemahnya kamu,apa kamu mau dipandang sebagai orang yang rapuh,dan diingat ingat sebagai orang yang lemah.

Orang akhirnya akan menyepelekan kamu karena sering mengobral masalah dan kesedihan kamu.

“tapi,kalau tak kuceritakan hatiku sesak rasanya”begitu jawabmu waktu itu.

“apakah masalahmu hilang dengan berkeluh kesah?

“tidak,tapi aku mersa lega”

“pada berapa orang kamu menceritakan masalahmu”

“banyak,pada udin,arif,rahman,kang juned,mpok ida.....”

“cukup kawan,kalau sudah terlanjur biarlah cukup mereka saja yang beranggapan kamu lemah,selebihnya jangan diulangi lagi,aku  tahu kawan dengan membagi cerita bisa menenangkan hatimu..tapi jangan pada semua orang kawan,pilihlah pada orang yang bisa kamu percayai,dan bisa memberikan solusi,jangan pada orang yang mendengarkanmu,tapi mencibir dibelakangmu.

Waktu itu kamu termenung kawan,kamu menceritakan lagi tentang seringnya kamu berdoa tapi tak dikabulkan..

“apakah kamu hanya sekedar berdoa”

“iya tak pernah aku berhenti berdoa”

“kamu pernah berusaha sekuat tenagamu?”

“belum,tapi aku juga sudah bekerja disawah kang riman”

“kawanmu yang kamu pandang sukses bukannya dulu juga bekerja disawah kang riman?”

“iya”

“terus kenapa mereka bisa berhasil?”

“mereka berjualan keliling pada awalnya,setelah modal terkumpul,ada yang membuka warung makan,ada 
yang membeli traktor kemudian disewakan,ada yang beternak”

“terus kenapa kamu tidak mengikuti jejak mereka”

“aku malu,kang aku lulusan D1 masa jualan keliling”

“kamu kenapa tidak malu kerja disawah?”

“kalau itu,tak banyak yang melihat,kang.lain dengan jualan keliling pasti banyak yang melihat dan mencibir masa lulus kuliah jualan keliling”

Kemudian aku ceritakan tentang orang yang pada awalnya hanya tukang jahit,ia sudah berumah tangga barang barangnya habis dijual untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,tapi ia punya semangat untuk memperbaiki hidup,berulang kali ia gagal,namun tak pernah menyerah hingga kemudian ia bisa mewujudkan mimpinya menjadi penulis terkenal dengan ekonomi yang sangat berkecukupan.

Bukankah dengan merawat ibumu kamu mendapatkan banyak pahala kalau kamu ikhlas?atau apakah kamu menilai remeh amal kebaikanmu,menganggap ia sia sia dan tak berguna karena tak menghasilkan uang?lupakah kamu pada kehidupan akhirat yang kekal?

Kawan,allah tak akan merubah nasib seseorang kalau orang itu tidak mau gigih mengubah nasibnya sendiri?bukankah itu yang sering kita dengar saat kita mengaji dulu?

Tak perlu malu kawan yang harusnya malu adalah para pejabat kita yang katanya membela rakyat tapi pada akhirnya justru menjarah uang rakyat yang seharusnya diperuntukkan untuk kesejahteraan rakyat,bukan orang yang bekerja apapun pekerjaannya yang penting halal.

Biarlah orang memandang apa kawan,semua berproses kalau kamu gigih mengubah nasibmu dan berdoa dengan sepenuh pengharapanmu yakinlah bahwa apa yang kamu cita citakan bukan sekedar mimpi.