Selasa, 22 Desember 2015

SELAMAT HARI IBU SIMBOK TERSAYANG


Mbok, aku tak pernah pandai mengungkapkan perasaan lewat kata, tak berani bersimpuh pula di kakimu karena pasti engkau akan menjewer telingaku. Engkau pernah mengatakan ' bukan sujud simpuh yang Simbok harapkan, le. Tapi ketulusan kamu berbakti, meski kamu tak bisa berkata halus tak apa le, yang penting hatimu lembut' kata Simbok waktu itu, terimakasih telah memahamiku, Mbok, dari sononya aku memang tak bisa berkata pelan. Maturnuwun Mbok / terimakasih Ibu, sudah mendidik dan membesarkanku, semoga engkau sehat selalu agar dapat kunikmati sambel bawang dan telur ceplok bikinanmu, selamat hari Ibu.

Senin, 21 Desember 2015

BALADA GIGI PALSU

Samsul tersenyum tipis saat temannya mengangkat kamera.
"Ayo dong Sul, pelit amat, yang lebar men" Jeber sang fotografer berteriak protes, ia ingin semua anggota tim tertawa lebar
"Sory coy, ini sudah maksimal, tak bisa lebih lagi"
Jeber menggerutu tapi ia memotret juga.
Bukan samsul tak mau senyum lebar, tapi ada yang menghalanginya, gigi dekat taring ompong, gara gara ini juga dia menderita minder akut.
Dia merasa gigi ompong itu mengikis setengah kegantengannya, membuatnya merasa menjadi manusia paling malang sedunia.
Samsul kadang merenung memikirkan hal itu, mengira yang demikan penyebab di tolak para gadis, mana ada yang suka sama lekaki ompong? Rata rata memilih yang ganteng, dan ganteng identik dengan gigi lengkap.

Minggu, 20 Desember 2015

MIRI

Bagi yang tahu buah ini tunjuk jari ya, jari tangan bukan jari kaki, apalagi jari orang, nah itu ada, satu, dua, tiga, empat,.., limabelas,...wah hampir semua tahu ya, bagus itu tandanya kalian pinter, buah ini sering digunakan untuk bumbu masak, bisa juga untuk minyak rambut tapi diolah dulu, supaya hasil yang didapat maksimal. Tapi, kenapa hari ini membahas buah yang satu ini? adakah misteri di balik buah ini? tak ada misteri apapun haya pingin saja menuliskan mengenainya. Buah ini memiliki cangkang berwarna hitam, keras, jangan coba-coba memakai gigi untuk memecahkannya, bahaya, tanya dokter gigi kalau tak percaya, gunakan pemecah khusus, kalau tak ada, palu juga boleh, letakkan buah di alas keras, lalu, praaak! taraa! buah miri bisa digunakan, warnanya putih sedikit keruh, rasanya? enak tapi agak enek kalau dimakan mentah. Untuk informasi lengkap tentang buah tersebut, silakan hubungi ibu masing-masing, sekian.

PENANTIAN


Kesepian mencengkeram hati, membawaku dalam keheningan, sunyi. Senyumku memudar ditelan kerinduan, padamu wanita yang membuat gelisah siang malam. Aku mencintaimu, kemana lagi harus kuteriakkan tentang rasaku, tentang cinta sepenuh hati namun tak pernah ada sambut. Tak cuma dia dan mereka, belasan gadis menolak pinanganku, dan mengatakan tidak saat kusampaikan permintaanku. Apakah karena kurang tampan wajahku, atau yang lain, tolong jujurlah agar dapat kuperbaiki. Sudah letih aku dengan kesendirian, kesepian dan kehampaan, aku tak tahu sampai kapan menemukanmu, wahai calon istriku.

Sabtu, 19 Desember 2015

Saat Cinta Menyapa

Aku terpekur menatap layar komputer di hadapanku, baru beberapa kata lalu terhenti,  entah kenapa kali ini aku tak bisa meluliskan sesuatu. Tanpa sadar jemariku meraih  mouse lalu mengarahkan curor  ke folder rindu, di sana terpampang beberapa foto gadis berjilbab, cantik, hatiku berdesir tiap menatap foto itu, senyumnya selalu bisa meluluhkan hatiku, dan entah mengapa aku selalu rindu.  Perasaan itu semaking kuat,  membuat hatiku tersiksa, aku tak tahan lagi. Segera ku tutup laptop, masa bodoh dengan shutdown, aku mematut diri sebentar, menyambar kunci kontak, merah helm, mengenakan, lalu mengeluarkan  motor kesayangan. Tanganku mendadak dingin, ayolah bukankah aku ingin menemuinya? ah aku tak mampu, membayangkan wajahnya saja sudah membuat lutut ini lemas, tapi kalau tidak berjumpa aku tak yakin bisa tenang seharian.  Beberapa saat kemudian dengan menguatkan hati, aku sudah dalam perjalanan.  Sepuluh menit kemudian dengan hati berbunga aku menatap ke depan, ya menatap genting rumahnya, ini sudah cukup meredakan kerinduanku,. Lama aku memandang genting itu.
"Mas, apa yang kamu lakukan di sini" seorang mengagetkanku
"Oh, pak yanto, mengagetkan saja"
"Bapak liat kamu dari tadi menatap genteng pak harso, memang ada apa man?"
"Eh, tak ada pak, cuma mengitung genteng saja "
"Kamu ini kurang kerjaan, buat apa genteng dihitung, aneh" pak yanto mulai curiga "pasti ada sesuatu" sambungnya
"Ngak kok pak, nggak ada apa-apa, permisi" aku bergegas menghidupkan motor sebelum pak yanto bertanya lebih jauh. dari kejauhan pak yanto menatap heran sambil bergumam"ada ada saja anak muda sekarang" kemudian melanjutkan pekerjaanya  menganyam bambu di bawah pohon mangga sambil nembang asmarandana.
aku mengarahkan motor lurus, tak tahu hendak kemana,  nanti saja dipikirkan.

Rabu, 16 Desember 2015

MENULIS, APAKAH SUSAH?

Tentu saja tidak, apa susahnya?  tinggal tulis dan kamu resmi menjadi penulis. Hanya saja kamu belum mendapatkan apapun dari karya tersebut, baru milik pribadi, sekeren apapun tulisan kamu tak ada yang tahu, ingat keren menurutmu belum tentu keren menurut pembaca.

Jadi? tunjukkan pada mereka karyamu, entah cerpen, puisi, novel atau yang lain, biarkan mereka tahu kalau kamu bisa menulis, tapi ingat jangan kecewa dan buru-buru menyerah karyamu tak direspon baik.

Cari tahu apa yang kurang, lalu perbaiki, jangan berhenti belajar, teruslah menulis lama-kelamaan pasti bagus juga tulisan kamu, ingat pepatah lama alah bisa karena biasa.

Lalu? tulis, kalau cuma memikirkan tak ada gunanya, tuliskan jangan berhenti untuk mengedit, biarkan saja, nah kalau sudah selesai baru kamu boleh edit.

Ayo, semangat, jangan mudah nyerah!

BUKIT CUMBRI

Bukit Cumbri? Aku menatap temanku dengan ekspresi bertanya, ia kemudian menjelaskan tentang perbukitan yang terletak di perbatasan Jawa Timur dengan Jawa Tengah itu, katanya keindahan menjelang matahari terbenam tak kalah dengan bukit di Korea sana. Dari puncak, kita bisa melihat perbukitan kecil berderet, sekilas seperti pemandangan dari puncak Bromo.
Lokasi sangat mudah dijangkau, kalau dari kota Wonogiri cukup berkendara sekitar satu jam dengan kecepatan sedang kearah timur, Purwantoro. Lepas dari sana akan dijumpai perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, ambil saja arah kiri, tak sampai setengah jam kamu akan ada di kaki Bukit Cumbri.
Aku mendengarkan dengan serius, sepertinya menarik, kapan-kapan sepertinya harus kesana.

Rabu, 28 Januari 2015

Waktunya Memulai

Hay hay,beberapa hari ini aku tidak menuliskan sesuatu ya,maafkan soalnya aku sedang digelisahkan mengenai masalah cinta,cie cie...jujur saja ya,cinta itu memang sesuatu yang absurd,sulit didefinisikan tapi bikin pusing sekaligus seneng,ahhh udahlah membahas cinta hanya akan membuatku merana saja,apa ga merana kalau cintaku bertepuk sebelah tangan,hhhhh ayo semangat!

Okelah sobat membicarakan cintanya udah dulu,kali ini aku akan menceritakan tentang sesuatu yang aku impikan.

Kalau boleh aku berkata jujur aku ingin mempunyai usaha yang deket dengan rumah,aku ingin mempunyai penghasilan sekaligus bisa berbakti pada orang tua,aku ingin mencoba mengubah mindset orang kalau sukses itu hanya ada di kota,tapi usaha apa yang akan aku jalankan?sampai saat ini aku masih berfikir saja,belum merealisasikan hasil pemikiran itu,dan kadang malah sibuk mengkalkulasi keuntungan sebagai perantau sama keuntungan saat usaha didesa,kalau aku terus begini kayaknya mimpiku hanya sebatas mimpi saja.

Tapi bukan berarti aku melupakan,jauh dilubuk hatiku aku ingin berbuat sesuatu untuk desaku,dan  angan angan tentang hal itu seolah tak bisa dibendung lagi,aku harus memilih,dan aku memilih mencoba usaha di desaku,meski deperantauan usahaku sudah lumayan menghasilkan.

Kadang aku jenuh dengan rutinitas sebagai perantau,hidup serba terburu buru dan kurangnya waktu untuk hal lain,hidup hanya begitu saja,bangun jam empat,mulai mempersiapkan dagangan,kemudian setelah siap berangkat dan pulang sebelum maghrib,begitu terus setiap hari,aku menjalani itu dengan setengah hati,aku merasa aku belum maksimal mengeluarkan kemampuan yang aku miliki untuk mewujudkan cita citaku

Selama ini aku selalu sembunyi dibalik alasan yang aku buat sendiri,sekarang tidak lagi,aku harus membuang sifat cengengku dan mulai menegakkan kepala,bagaimanapun aku harus berusaha menggapainya,kalaupun aku gagal setidaknya aku sudah berusaha.


Sabtu, 17 Januari 2015

Cita Cita Dan Kesukaanku Membaca

Kalau dipikir pikir apa ya cita citaku sebenarnya?aku juga bingung kalau disuruh menjawab masalah itu.
Dulu ketika aku masih STM aku pernah ditanyai guruku tentang apa cita citaku,lalu apa yang aku jawab?aku terdiam sebentar,sesekali melirik wajah guruku yang memandangku dengan raut bertanya,aku masih diam karena tak tahu apa cita citaku,akhirnya aku menjawab asal saja agar segera bisa menghindari guruku itu,aku menjawab aku ingin menjadi insinyur pertanian,hehehe jurusan elektronika komunikasi kok mau jadi insinyur pertanian?yah soalnya itu yang terlintas dalam benakku waktu itu.

Lama lama aku berfikir juga tentang apa cita citaku?sebagai seorang muslim sudah pasti cita citaku adalah bahagia dunia dan akhirat,namun kali ini bukan membahas tentang itu tapi cita cita yang menyangkut pekerjaan apa yang nanti akan aku jalani,hmmm kok aku masih bingung juga ya tentang cita cita itu,apa sebenarnya perkerjaan yang aku inginkan?entahlah tapi kalau disuruh mengatakan apa hal yang disukai aku bisa menjawab dengan cepat,aku suka sekali membaca dan menulis,biasanya kalau sudah melakukan dua hal itu aku suka lupa waktu dan tempat,dimanapun kalau ada waktu senggang biasanya aku mencari bacaan,dari mulai koran,majalah,sampai bungkus makananpun aku baca kalau terpaksa tak ada bahan bacaan.

Sekarang aku lebih banyak membaca melalui hp,lebih praktis dan tak perlu nentengin buku kemana mana.

Lalu buku apa yang aku baca?ada banyak,mulai dari novel terjemahan,novel indonesia,cerita silat,roman,novel misteri,novel detektif,dan bacaan pengetahuan umum yang aku baca lewat internet,dari membaca aku bisa tahu banyak hal,dari membaca aku bisa tahu rasanya menjalani suatu hal tanpa aku perlu mengalaminya langsung,enak bukan?makanya baca,jadikan membaca sebagai kegemaranmu,tak akan rugi kok orang yang rajin membaca,daripada melamunkan sesuatu yang tidak karuan mending membaca.

Sekarang ada banyak sekali buku yang bisa didapatkan secara gratis lewat internet,tinggal download save kemudian baca ketika senggang,tak seperti dahulu mau membaca nonel kesayangan saja harus ke toko buku bekas karena tak mampu membeli yang baru,dulu aku punya banyak koleksi buku,mulai dari trio detektif,lima sekawan,kasus untuk stop,dan juga wiro sableng yang sempat difilmkan di salah satu stasiun swasta itu.

Jadi kangen dengan film itu,aku masih ingat kekonyolan si wiro yang diperankan secara apik oleh ken ken itu,hmm mungkin ini harus aku masukkan kedalam daftar download nih.


Okelah,ingat ya teman teman,budayakan membaca,ya,ya,ya...jangan lupa.

Jumat, 16 Januari 2015

Puisi,Bahagia Remaja

Tak terasa waktu membawaku merambati usia
Mendaki masa meninggalkan remaja,dan perlahan akupun menua
Aku tak bisa mengelak darinya,betapapun aku menolaknya
Merambat senja adalah sebuah kepastian,tak bisa ditawar

Andai aku jalani tiap waktuku dengan sebaiknya
Andai tak aku isi dengan hal yang sia sia
Mungkin aku tak perlu menyesali di hari tua
Kenapa aku baru menyadari berharganya waktu ketika matahariku mulai condong?

Aku ingin masa kanak kanakku juga remajaku
Aku ingin selalu disana menikmati bahagia yang sempurna
Penuh canda dan gelak tawa,aku begitu bahagia meski tak punya banyak harta
Bahagiaku dulu terlahir dari hati,bukan kumpulan materi




Kamis, 15 Januari 2015

Cerpen,Kapan Menikah,Le?

“Kapan kamu nikah,le?”Tanya bapak sambil membersihkan singkong yang selesai dibakar.

Aku menunduk,sekilas aku melirik kearah Bapak yang mengambil minyak kelapa kemudian meneteskan sedikit melalui tengah-tengah singkong itu,kemudian membelahnya menjadi dua,terlihat asap tipis mengepul,aku menelan ludah,antara kaget dengan pertanyaan bapak dan tertarik dengan singkong  bakar bapak.

“Belum tahu Pak,aku masih ingin konsentrasi ke pekerjaan dahulu”jawabku sambil menerima separuh singkong yang diangsurkan Bapak,ah baunya harum,aku menggigtnya sedikit,enak.

“Jangan nyari uang terus to,le,teman-temanmu sudah banyak yang menikah,apa kamu ndak pengen seperti mereka?”Bapak bertanya sambil menatapku yang menunduk.

Bagaimana cara menjelaskan pada Bapak.Aku sebenarnya juga pengen menikah Pak,hanya saja selama ini usahaku selalu saja kandas,rata rata mereka bilang aku terlalu baik untuk mereka.Kalau aku terlalu baik kenapa justru di tolak?aku masih tak habis pikir dengan alasan yang satu itu,kalau orang baik kenapa ditolak?apa aku harus jadi jahat dulu baru diterima.

“Sebenarnya pengen juga Pak hanya belum ketemu yang cocok dihati”aku menjawab sambil memutar gelas kopi yang aku pegang.

“Jangan terlalu pilih pilih to le,cari saja yang agamanya baik,dan orangnya gemati Insya Allah kamu akan bahagia”kata Bapak perlahan,mungkin bapak cemas juga karena sampai usiaku memasuki tiga puluh masih kelihatan belum ada tanda-tanda akan menikah.

“Iya,pak doakan saja aku mendapatkan istri yang baik dan gemati ya”

“Bapak akan selalu mendoakan kamu,le.Bukan maksud Bapak menyuruhmu buru-buru menikah,Bapak hanya mengingatkan saja”Kata bapak sambil menambahkan kayu kedalam perapian.

Aku dan bapak memang biasanya duduku didepan tungku dipagi hari sambil menunggu sarapan siap,kadang Bapak membakar singkong seperti ini,setelah sarapan biasanya Bapak berangkat kesawah sementara aku berangkat kerja dibengkel sepeda motor milik suami mbakyu ku.

Beberapa lama kami terdiam,aku merenungi apa yang dikatakan Bapak,dan Bapak kelihatan juga sedang memikirkan sesuatu.

Kami segera bangkit ketika ibu memberitahukan kalau sarapan sudah siap.Kkami kemudian sarapan sementara ibu sibuk membujuk adikku yang memang sangat sulit disuruh sarapan.

Kami makan sambil sesekali bercakap,namun Bapak sudah tidak menyinggung masalah nikah,aku sedikit lega,yang bapak singgung adalah masalah anak muda yang hampir semuanya tak mau bertani dan pergi merantau ke pulau lain untuk bekerja,memang tidak bisa disalahkan,Desa kami memang tak menjanjikan kemungkinan yang baik untuk memenuhi standar kebutuhan jaman sekarang,tapi apa yang dikhwatirkan bapak juga cukup beralasan,kalau mereka semua merantau lantas siapa yang akan menggarap sawah ladang kalau orang tua sudah tak mampu lagi mencangkul?

Selesai sarapan,Bapak rupanya masih dirumah,katanya hari ini mau memperbaiki atap kandang sapi yang bocor tertimpa dahan kayu yang patah,dahan itu memang sudah lapuk ditambah semalam hujan disertai angin kencang,jadilah kandang sapi kami kebanjiran.

Aku menawarkan bantuan pada Bapak untuk membantu memperbaiki atap yang rusak itu,namun Bapak bilang agar aku kerja saja,kasihan kalau Mas ku kerepotan katanya,menjelang puasa memang bengkel ramai ramainya karena anak muda yang merantau sudah pada pulang,biasa rutinitas perantau,sepuluh bulan diperantauan dan dua bulan dirumah.


Aku kemudian berangkat kebengkel untuk bekerja seperti biasanya.

Rabu, 14 Januari 2015

Blog Sepi?Biar Saja Yang Penting Menulis

Aku kadang tersenyum semdiri kalau ingat dengan angan-anganku ketika pertama kali ngeblog dahulu,aku kira ngeblog itu mudah saja,tinggal bikin blog,posting kemudian akan banyak pembaca berdatangan,kemudian aku akan mendaftar google adsense,dan jadilah aku bloger besar seperti Iwan Banaran,namun nyatanya tidak demikian,membuat blog memang sangat mudah,menulisnya itu yang susah,kita harus bisa menyusun kata agar enak dibaca,ini penting soalnya tulisan yang menarik akan membuat para pembaca betah dan kemudian berkunjung kembali,kalau tulisannya acak-acakan,menggunakan bahasa yang aneh-aneh dijamin deh,sekalinya terdampar d iblog kita ga bakalan mau balik lagi.

Hari pertama ngblog aku bingung mau menulis apa,akhirnya aku ambil tema yang paling mudah,aku menuliskan tentang ceritaku ketika patah hati,aku nyaman saja menuliskan tentang itu,entahlah dengan yang baca,aku tak tahu,mungkin ada yang suka cerita itu karena merasa senasib,namun mungkin ada yang tak suka karena bosan disuguhi cerita patah hati,aku tak ambil pusing dan terus menulis dan hasilnya,jumlah pengunjung tak ada,kalaupun ada cuma dua satu atau dua pageview perhari,oke ini baru awal,setelah satu bulan ngeblog mungkin akan banyak yang berkunjung.

Satu bulan kemudian ketika aku cek di stastistik masih saja sama,aku jadi kecewa,sudah susah-susah bikin postingan eh tak ada yang baca,aku coba share di Facebook hampir sama hanya empat orang saja yang membaca diantara hampir seribuan teman,entah karena tulisanku yang kelewat jelak atau mereka yang malas membaca dan memiilih komen di status yang kebanyakan berisi curhat itu,curhat kok di facebook apa tidak tahu kalau itu sama saja dengan memberitahu kekurangan pada semua orang.

Baik,satu bulan belum banyak yang berkunjung,bisa jadi memang belum ada yang mengenal atau tulisanku belum terindeks di google,masih semangat nih ceritanya,masih menulis meski dengan intensitas yang mulai menurun,setengah tahun berlalu dan jumlah pengunjung masih belum ada kemajuan yang berarti,padahal jumlah postingan sudah lumayan banyak,aku mulai mengeluh dan berfikir akan berhenti saja,buat apa membuang waktu mengetik toh tak ada yang baca juga.

Aku memutuskan berhenti menulis,sehari,dua hari...seminggu,kok rasanya kengen ya menulis di blog,ahirnya aku menulis lagi,kalau pas lagi dapat ide aku menulis puisi,kalu tidak ada aku menuliskan hal yang terlintas saja,entah menarik atau tidak aku tulis dulu,biarlah daripada tak ada yang ditulis,kadang aku belajar menulis cerpen juga meski hasilnya kurang bagus,aku baru tahu kalau tidak bagus beberapa bulan kemudian ketika aku membaca huruf demi huruf dengan teliti,rupanya banyak terjadi kesalahan dalam penulisan kata,juga banyak penggambaran peristiwa yang tidak tepat,cerita yang terburu-buru,lebih banyak menggunakan telling.

Padahal dulu aku pikir kalau ceritaku itu bagus,nyatanya tidak itulah kenapa tak ada yang berkunjung,aku saj amalas baca apalagi orang lain.


Nah ,kini sudah setahunan lebih aku ngeblog,dengan jumlah pembac yang masih sepi sepi saja,tapi kini aku enjoy menjalaninya,tak berfikir lagi dengan jumlah pageview,yang penting aku menulis,mengasah ketrampilan menulis,tak perlu berfikir ada yang baca atau tidak,suatu saat kalau tulisanku sudah bagus akan banyak yang baca juga.

Minggu, 11 Januari 2015

Mau Merantau Sampai Kapan?

Kadang aku memikirkan sesuatu yang menarik sebelum aku tidur,sesuatu yang menjadikanku kadang gelisah ketika memikirkannya.Jangan buru buru menebak masalah cinta ataupun jodoh ya,dua hal itu bisa membuat  gelisah juga tapi akan aku tuliskan lain kali saja.

Kali ini aku akan menuliskan tentang hal yang lain,tradisi merantau.

Sebagai seorang yang menjalani profesi sebagai perantau kadang aku memikirkan sampai kapan aku akan merantau,seperti yang banyak kita ketahui bahwa yang namanya merantau itu biasanya pulang satu tahun sekali,meski ada juga yang beberapa bulan sekali pulang karena ada keperluan,namun kebanyakan merantau itu sekitar satu tahun baru pulang,di rumah sebulan atau dua bulan kemudian berangkat kembali,begitu seterusnya.

Awalnya memang niatnya mencari uang untuk modal usaha dirumah,namun ketika usaha diperantauan mulai berjalan niat awal itupun dilupakan,akhirnya banyak pemuda pemudi cerdas yang memilih menjalani pekerjaan sebagai perantau dan melupakan niat awal ingin membangun desanya,lama lama Desa hanya menyisakan orang tua yang masih telaten menggarap sawah dan ladang.

Anak anak muda sudah tidak mau  lagi bekerja disawah,kadang aku berfikir kalau semua anak muda itu menjadi perantau lantas siapakah yang akan menggarap sawah mereka kalau orang tuanya sudah semakin bertambah tua?generasi cerdas yang diharapkan mengubah ekonomi pedesaan menjadi lebih baik sudah memilih menjadi perantau,jadi kapan desa akan bisa maju?

Aku pernah bertanya pada seseorang tetanggaku sejak kapan merantau?dia menjawab kalau sudah dua puluh tahun,ada yang tiga puluh tahun,bahkan ada yang sudah empat puluh tahun,biasanya niatan awalnya adalah terdesak tuntutan ekonomi,lam lama setelah ekonomi mapan kemudian menikah lantas membawa istrinya keperantauan,satu tahun dua tahun dan seterusnyan anaknya sudah menjadi dua atau tiga,lalu bertahun kemudian semuanya bersekolah.Uang harian yang didapat dari berjualan memang besar untuk ukuran anak muda yang masih belum menikah,sekitar seratus hingga dua ratus ribu rupiah perhari,tapi kalau sudah berumah tangga dengan dua tiga orang anak apakah masih bisa dikatakan besar,sementara biaya hidup dikota tidak murah.

Akhirnya mereka mau tidak mau hidup di kota juga karena biasaya rata rata perantau merasa malu kalau pulang ke desa tak membawa apa apa,ongkos perjalanan yang mahal juga  menjadi salah satu alasan mereka terpaksa menjadi perantau sekian lama.

Bagaimana dengan orang tua yang ditinggalkan didesa?merekalah yang meneruskan pekerjaan menjadi petani dengan penghasilan seadanya,anak anak yang diharapkan menemani dihari tua hanya bisa pulang satu tahun sekali,kadang ada yang dua tahun sekali.Tidak kangenkah orang tua pada anaknya yang jauh diperantauan sana?tentu saja kangen,tapi sebagai orang tua mereka selalu mengharapkan yang terbaik untuk anaknya,mereka tahu kesulitan anaknya dan memaklumi kenapa sekian lama mereka tidak pulang,meski dalam hati merek merasakan kerinduan yang begitu besar.

Nah,hal inilah yang sering aku pikirkan,sampai kapan aku akan merantau,apakah aku akan sama seperti mereka dan menjalani pekerjaan diperantauan seterusnya atau aku akan berfikir diluar kebiasaan perantau dan memilih bekerja atau membuka usaha didesa.Aku masih memikirakan dua pilihan itu,tapi kalau boleh berkata jujur aku merasa lebih cocok bekerja  yang tidak terlalu jauh dari orang tua,karena bagaimanapun aku adalah seorang anak yang mempunyai kewajiban terhadap orang 
tua.


Bagaimana dengan kalian?

Sabtu, 10 Januari 2015

Perasaan Ketika Pertama Kali Merantau

Kampung halaman selalu menjadi tempat yang dirindukan,apalagi bagi seorang yang baru pertama kali merantau sepertiku,rasanya menyesakkan sekali,jauh dari orangtua dan sahabat yang selama ini begitu baik dan perhatian,ah aku rindu kampungku,kalau boleh aku ingin meminjam pintu kemana saja Doraemon agar aku bisa kembali ke Desaku.

Aku mengalami homesick hampir satu bulan,kerinduan pada kampung halaman menjadi sesuatu yang sangat meyakitkan,aku rindu kampungku,begitu yang aku teriakkan dalam hati,aku tak mengatakan pada siapapun akan apa yang aku rasakan,aku memilih menyimpan kerinduan itu seorang diri,kadang tak terasa air mata menetes juga ketika teringat dengan suasana rumah yang entah kenapa baru terasa menyenangkan ketika berada ditempat yang jauh.

Pekerjaan yang aku jalani tak seperti yang dikatakan ketika akan berangkat,rupanya warung bakso itu buka pagi hari,letaknya yang strategis di jalan protokol membuat pengunjung yang datang silih berganti,satu pergi yang lain datang.

Aku harus bagun pagi pagi sekitar jam lima untuk bekerja,biasanya jam segitu yang aku kerjakan memotong sayuran dan mencincang ayam yang akan dijadikan mie ayam,kemudian mandi dan segera berangkat kewarung,hampir tak ada waktu untuk istirahat.

Malam haripun tak bisa kemana mana,warung selalu ramai,biasanya mulai sepi ketika sudah hampir setegah sebelas.

Tepat jam sebelas malam warung tutup kemudian aku pulang ketempat bude ku untuk beristirahat,setelah mandi aku kemudian akan membaringkan diri diatas selembar kasur tipis di ruangan yang sempit,alangkah jauh bedanya dengan rumahku.

Dulu aku mengira kalau hidup diperantauan itu enak dan nyaman,tinggal di rumah bagus seperti yang aku lihat ditelevisi,namun kenyataannya tidak begitu,lokasi yang aku tempati hampir dapat disamakan dengan lokasi dipinggir kali di Jakarta sana.

Kadang ketika aku tak sanggup lagi memendam kegelisahan aku menuliskan semua yang aku rasakan di buku harian,budeku biasanya akan menegur kalau aku melakukan itu,mungkin takut aku kesiangan bangunnya,biasanya aku segera menyudahi tulisanku dan segera berbaring,mencoba memejamkan mata agar ketika besuk terbangun badan sudah menjadi segar.

Aku tak selalu dapat langsung tidur,anganku mengembara kemana mana,dari mulai saat masih kecil,sekolah,lulus atau masa masa indah ketika jatuh cinta,yang terakhir ini adalah hal yang paling menyiksa,jatuh cinta yang aku rasakan adalah perasaan yang mendalam,padahal aku tak begitu mengenalnya,bertemu pun baru beberapa kali sekilas pandang,tak ada percakapan karena aku tak berani memulainya,aku biasanya menunduk dan mencuri pandang saja,tapi dengan itu aku sudah bahagia.

Belum puas aku tidur rupanya hari sudah pagi,aku segera shalat shubuh kemudian menjalani aktivitas rutinku,jujur aku tak nyaman dengan pekerjaan ini,tapi mau bagaimana aku sudah ada di kota Padang,jauh dari rumah,mau tidak mau aku harus menjalaninya meski terasa sangat berat,bukan hanya pekerjaannya tapi juga kerana aku tak punya teman,waktuku habis tersita untuk bekerja di warung itu.

Dalam kesendirian seperti itu aku begitu ingin mempunyai teman yang bisa aku ajak bercerita,tak cuma lewat buku yang hanya diam dan menampung apa saja yang aku tuliskan,tapi tak bisa memberikan saran atau setidaknya menanggapi meski hanya sepatah dua patah kata,aku begitu ingin bercerita.

Ada seorang pelanggan yang rumahnya dekat dengan budeku,orang jawa juga satu karesidenan dengan aku,ketika dia selesai makan aku menyapanya dan sejak itulah aku sering ngobrol dengan dia,aku mulai percaya kepadanya,aku mengira semua orang jawa yang ada diperantauan itu baik,demikian juga yang aku pikirkan tentangnya.

Tanpa ragu aku mencurahkan uneg uneg ku tentang perasaanku yang tidak nyaman menjalani pekerjaan yang aku jalani empat bulan ini,aku tak menggira kalau hal ini justru membuat aku berakhir dengan di pecat kerena dia rupanya mengadu pada pemilik warung,mungkin ada bumbu kata yang ia tambahkan hingga pemilik warung begitu marah padaku.

Aku berjalan gontai kerumah budeku,yang segera menyambut dengan pertanyaan kenapa sudah pulang,aku menjawab kalau aku dipecat,aku menceritakan yang terjadi dan beliau menasehatiku agar tak mudah percaya pada orang,tak semua orang jawa yang merantau itu baik,begitu katanya.


Ada dua pilihan yang ditawarkan oleh pamanku,apakah ingin diantarkan pulang atau mau jualan es krim di kota Padang seperti orang orang,aku disuruh memikirkan dulu,kalau  aku memutuskan pulang pamanku akan mengantarkanku.

Jumat, 09 Januari 2015

Pekerjaan Pertama Yang Aku Dapatkan

Dulu aku tidak mengira kalau aku akan merantau sejauh ini sampai ke Pekanbaru,aku berfikir kalau setelah lulus dari SMK MUHAMMADIYAH 4 WONOGIRI aku akan bekerja disebuah pabrik dengan cara mengikuti bursa kerja yang ada disekolah,atau setidaknya bekerja yang tidak terlalu jauh dari rumah.

Namun jalan hidup yang aku tempuh berbeda,ternyata sampai juga di kota Padang,Sumaterabarat,tahu tidak pekerjaan apa yang aku dapat disana?kalau kalian berfikir aku bekerja di pabrik atau ditempat yang ada hubungannya dengan hal yang ada kaitannya  dengan elektronika sesuai dengan jurusan yang aku ambil dulu kalian salah,aku tidak bekerja di bidang itu,pekerjaan yang aku dapatkan justru disebuah warung bakso,tidak nyambung bukan,itulah hidup,kita tak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan.

Aku belum punya pengalaman kerja sama sekali,aku hanya berangkat karena dirumah menganggur sementara banyak diantara teman temanku yang tidak sekolah justru telah bekerja dan bisa membeli sesuatu dengan uang sendiri,sepeda motor,handphone dan baju baru.

Menjadi pengangguran itu tidak enak,rasanya seperti manusia yang tidak ada harganya,setidaknya itu menurutku.

Mau kerja aku bingung kerja apa,disekolah hanya diajarkan ketrampilan untuk pengetahuan saja,tidak bisa digunakan untuk terjun dalam dunia kerja,jadinya setelah lulus aku hanya makan tidur dan nonton tv,bukan karena aku malas dan tidak mau bekerja,tapi aku bingung apa yang harus dikerjakan,memang sih aku bisa membantu mencangkul disawah dan menyabit rumput untuk memberi makan ternak yang dipelihara ayahku,tapi itu tidak bisa langsung menghasilkan uang.

Sebagai anak muda muda aku juga punya keinginan untuk bisa seperti teman teman,punya uang untuk membeli sesuatu yang aku inginkan,akhirnya aku berfikir kalau aku harus berani merantau seperti teman teman yang lain,yah meski mungkin tak sesuai dengan ilmu yang aku dapatkan disekolah,tak apalah aku hanya ingin kerja dan membuktikan kalau aku bukan anak manja yang hanya bisa meminta pada orang tuaku.

Akhirnya tawaran pekerjaan datang dari seorang bibi yang merantau ke kota Padang,katanya ada yang memerlukan karyawan di warung baksonya,gajinya Rp.450.000 perbulan,kerjanya katanya enak,makan tidur dan keperluan harian ditanggung,aku berfikir kalau hanya seperti yang dikatakan aku bisa menjalaninya kemudian memutuskan merantau ke kota padang meski dengan hati berat,aku yang biasanya tak pernah jauh dari rumah harus pergi kedaerah lain yang jauh untuk waktu yang lama,sekitar satu tahun.

Aku menguatkan hati dan menghibur diriku kalau ini demi masa depanku juga,tapi hiburan itu tak cukup mengurangi kesedihanku.

Akhirnya tiba juga hari diman aku harus berangkat ke kota Padang,aku sudah menguatkan hatiku namun aku akhirnya menangis juga saat berpamitan dengan orang tuaku,begitu juga mereka,aku baru tahu kalau sebenarnya mereka menyayangiku ketka akan berpisah untuk waktu yang cukup lama,kenapa selama ini aku tidak menyadarinya?

Kamis, 08 Januari 2015

Mari Berpakaian Bersih Dan Rapi Kawan

Dahulu seorang sahabat mengatakan padaku sebelum ia menikah tentang satu hal,pentingnya berpakaian yang bersih dan rapi,dulu aku tak begitu menanggapinya dan menganggap itu tidak perlu bagi orang yang menjalani pekerjaan yang lebih banyak bergelut dengan keringat dan panasnya mentari,buat apa aku rapi toh nanti bakalan kucel lagi,lebih baik berpenampilan biasa saja yang penting bersih.

Aku baru menyadari akan pentingnya kebersihan dan kerapian ketika aku melihat fotoku sendiri,ah ternyata sosokku sekarang berantakan sekali,pantas saja aku sampai sekarang belum mendapatkan tambatan hati,#curhat detected.

Coba banyangin aku mengharapkan kalau seorang wanita yang sauatu saat menjadi jodohku berpenampilan rapi,cantik,wangi dan bersih,lantas apa mungkin aku mendapatkan yang seperti itu kalau aku saja berantakan dan tak mau peduli dengan kebersihan dan kerapian,tidak mungkin kan,yang ada mereka yang aku taksir pada menghindar.

Makanya aku sekarang sedikit demi sedikit berusaha memperbaiki penampilan,setidaknya pakaianku harus bersih dan rapi,kalau masalah wajah kan tidak bisa diapa-apain lagi,sudah cetakan dari sananya jadi aku harus menerimanya dengan ikhlas,lagian tinggal nerima saja kok pakai acara ga ikhlas,masih mending dikasih wajah,coba kalau tidak apa tidak menjadi  buruan media masa karena dikira makhluk langka yang harus dilestarikan.

Meski banyak orang yang mengatakan penampilan itu tidak penting,yang penting isi otaknya,atau yang penting hatinya tapi tetep saja yang namanya penampilan yang rapi dan bersih itu penting,kalau tidak penting tidak mungkin Nabi Muhammad SAW,memberikan contoh tentang kebersihan dan kerapian,sebagai muslim yang baik sudah pasti beliau yang menjadi panutan dalam menjalani hidup ini,tidak yang lain.


Jadi mari kita budayakan berpakaian bersih adan rapi dibidang apapun kita bekerja. 

Rabu, 07 Januari 2015

Aku Dan Jaket Bututku

Aku punya jaket kesayangan berwarna hijau TNI,ada bayangan bukan warnanya seperti apa?modelnya seperti yang dipakai tokoh Galang dalam film yang dahulu ditayangkan oleh Indosiar yang diperankan oleh Roger danuarta.

Jaket ini aku beli tahu 2006 dikota Pekanbaru,dan sekarang sudah tahun 2015,kebayang tidak berapa usianya?sudah pasti bentuknya tidak dalam kondisi baik karena sering aku pakai,ada sobekan disana sini tapi entah kenapa aku sangat menyukai jaket tersebut

Aku sering memakainya dalam banyak kesempatan,meski bentuknya sudah lusuh,dengan banyak bekas jahitan untuk memperbaiki bagian yang sobek,namun aku tak peduli,aku suka dengan jaket ini dan aku banga memakainya.

Saat memakainya aku membayangkan sejenak menjadi sosok Galang yang jago balap dan jago berantem,tampan dan disukai banyak wanita,mungkin aku terlalu terobsesi dengan tokoh itu,mungkin lho ya,atau bisa juga karena aku memang menghargai jaket yang aku beli dengan uang hasil kerja kerasku dahulu,dulu harganya 70.000 aku beli di Mall Peknbaru.

Mbak penjahit yang aku mintai tolong memperbaiki bagian kerah yang sobek sempat senyum senyum melihat jaketku itu,mungkin dalam hatinya ia berkata kok jaket sudah butut gini masih dipakai  juga,tak masalah,aku tidak akan tersinggung jaket kesayanganku dihina,karena aku tahu kalau bentuknya memang sudah sangat sangat butut.

Bukan aku tak mau membeli jaket yang lain,aku membeli juga beberapa namun hanya jaket itulah yang paling berkesan,jaket itu yang aku pakai ketika untuk pertama kalinya aku pulang sendiri dari Pekanbaru menuju kampungku di desa Ngernak di ujung timur Wonogiri,Jawa Tengah.

Abangku sempat melarang aku pulang sendiri,mungkin dia takut aku kenapa kenapa soalnya aku belum punya pengalaman,tapi dasar akunya bandel,aku tetap dengan niatku,dan sampailah aku di Wonogiri tercinta dengan si jaket yang kala itu masih baru.


Kok nyeritain maslah jaket butut ya,kayak tak ada hal yang lebih menarik,entahlah akutiba tiba ingin menuliskan ceritku tentang jaket kebanggaanku.

Senin, 05 Januari 2015

Ingat Ya,Ragi Tempe Bukan Untuk Mengobati gigi

Pengen tertawa kalau ingat pembicaraan antara penjual sosis dan penjual kue kering tadi,tadi sebenarnya ketawa juga tapi dalam hati,ga enak kalau kedengaran soalnya dua orang yang bercakap-cakap tadi kelihatannya serius sekali.

Jadi gini ceritanya,penjual kue kering sedang sakit gigi katanya sih giginya berlubang,nah dia tanya kalau nyabutin gigi yang murah dimana,tukang sosis menjawab kalau yang paling murah ya di puskesmas,si mas yang sakit gigi kayaknya masih ragu,entah ragu karena belum pernah ke puskesmas atau ragu apakah beneran murah,soalnya temannya menggatakan kalau mencabut gigi ke dokter gigi tarifnya dua ratus rinu (entah akurat atau tidak saya ga tahu) ditambah pake acara ditakuti sama mas yang jual sosis katanya kalau giginya dicabut bakalan pindah gigi sebelah sakitnya,kecuali kalau giginya ga dicabut terus keropos sendiri tinggal menyisakan sedikit katanya ga apa apa.

Kemudian dia menceritakan pengalaman temannya yang mengobati sakit gigi dengan cara memasukkan ragi tempe kedalam celah gigi,sangar bener kan?dikiranya giginya apaan dikasih ragi tempe,dia menambahkan katanya gigi temannya yang dikasih ragi itu akhirnya keropos dan tinggal menyisakan sedikit,namun sudah tidak sakit lagi,si mas yang giginya sakit manggut-manggut,sepertinya agak terpikat dengan cara aneh itu.

Aku yang mendengarkan cara itu buru buru menyela dan bilang pada mas yang sedang manggut manggut itu agar menangani gigi dengan cara yang bener yaitu dengan pergi ke dokter gigi atau puskesmas agar mendapat penanganan yang tepat soalnya sakit gigi memerlukan penanganan yang tepat.

Mudah mudahan saja dia tidak mengigkuti saran mas yang jual sosis agar mengobati giginya dengan ragi tempe,ada ada saja ya.


Kalian juga jangan meniru,kalau gigi kalian sakit periksakan kedokter gigi terpercaya ya jangan karena ingin biaya murah lantas memakai cara cara lain yang belum jelas kebenaanya,oke be smart ya.

Sabtu, 03 Januari 2015

Pilih Nikon D3100 Atau Canon EOS 1000 D ya?

Mungkin ini memang sudah menjadi pemikiran umum kalau tiap kali orang mau membeli kamera DSLR selalu saja bingung mana yang akan dipilih antara Canon dengan Nikon,termasuk aku sendiri.

Aku sama sekali buta masalah fotografi,tapi entah kenapa kepingin sekali memiliki kamera DSLR,berhubung harganya untuk ukuranku cukup mahal aku memutuskan membeli yang seken saja melalui salah satu situs jual beli di Indonesia,sebenarnya was-was juga,kalau kalau nanti dapat kemera yang jelek,mana aku tak tahu cara ngeceknya kayak gimana,pegang saja belum,jujur aku bahkan tidak tahu bagaimana cara menghidupkan sebuah kamera DSLR!

Parah banget ya?yah begitulah,lha wong aku tidak punya teman yang memiliki kamera tersebut,paling aku melihat dari internet tentang kamera tersebut beserta kelebihan dan kekurangannya,namun sayangnya aku melupakan hal yang paling penting,cara menghidupkan kamera.

lho kok penting kan bisa tanya penjualnya nanti?iya sih kalau aku membelinya baru,mau  tanya sampai sedetailnyapun ada orang toko yang menjelaskan,lha kalau beli seken?tahu sendirilah jaman sekarang,banyak orang yang memenfaatkan situasi untuk mendapatkan keuntungan dengan cara yang tidak baik,sepertinya dengan bekal pengetahuanku tentang kamera yang sangat sedikit ini aku bakal menjadi sasaran empuk nih.

Tapi berhubung keinginan untuk membeli kamera sudah tidak bisa diganggu gugat lagi dengan memantapkan hati,Bismillah mulailah aku search kamera di situs jual beli,aku masukkan wilayah Pekanbaru karena kebetulan aku sedang merantau kedaerah itu,ketemu,ada tiga yang menjual kamera,aku hubungi satu-satu,jawabannya semuanya meyakinkan,kayaknya memang beneran serius mau jual,foto foto kamera yang terpampang di situs itu sepertinya asli,terus bagaiman kalau fotonya diambil darimana gitu,untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan aku mengajak seorang kawan yang agak paham masalah kamera,sekalian bantuin kalau ada hal yang tak diinginkan.

Eh iya,dari tiga orang yang menawarkan,aku pilih yang harganya paling logis dan fotonya kameranya paling bagus,hanya saja lokasinya cukup jauh dari tempatku,tak apalah yang penting barangny bagus.tanpa basa basi aku dan kawanku segera meluncur ke lokasi setelah terlebih dahulu membuat janji akan melakukan COD di depan kampus UNRI,aku mengiyakan saja meski aku belum pernah kesana,dengan membuka map di bawaan hp aku bisa sampai kesana tanpa perlu bertanya sana sini,keren khan hehehe,kalian pasti juga sering memenfaatkan aplikasi itu.

Setelah sampai kesana,aku ternyata tiba lebih dahulu dari waktu yang dijanjikan dan harus menunggu,hmmm menjemukan mana gerimis lagi,tapi tak apalah lagian aku sampai terlalu cepat,janjiannya jam setengah duabelas dan aku sampai disana sepuluh menit sebelum itu,aku rajin ya?hehehe

Sambil menunggu aku membuka fb dulu kalau-kalau ada informasi yang penting,rupanya tak ada,aku tutup saja,baru saja tuh hp mau aku masukkan kekantong tiba-tiba berbunyi,rupanya dari yang punya kamera,aku angkat kemudian aku matikan,eh dimatikan?!iyalah kartuku kan dari Indosat terus yang nelfon dari pakai Telkomsel,berhubung aku lagi baik hati(punya gratisan telefon) aku telfon balik saja,dan teryata aku salah tempat,rupanya UNRI tak hanya punya satu pintu gerbang,duh pie iki,karena aku tak paham lokasi UNRI aku minta saja dia untuk nyamperin ketempat aku menunggu,daripada aku muter-muter terus nyasar malah jadinya kelamaan.

Harus nunggu lagi nih,sambil menunggu aku dan temanku memperhatikan jalan kalau-kalau dia lewat dan tidak tahu,aku bisa melambaikan tangan kearah kamera,eh malah ngelantur,pokoknya memberitahukan keberadaankulah.

Temanku sempat berharap kalau yang jual kamera itu cewek,biar bisa kenalan katanya,tapi ia segera kecewa setalah aku katakan kalau yang jual laki-laki dewasa berkumis.

Tak lama kemudian datanglah dua sepeda motor dan berhenti didekat kami,tanpa saling memberitahu kami masing-masing segera tahu dengan siapa kami berhadapan,setelah perkenalan pendek tibalah saatnya aku disuruh mengecek kameranya.

Rupanya kameranya ada dalam kotak,aku keluarkan saja,eeh kok kamera sama lensa terpisah,gaswat nih,akhirnya dengan tampang tak berdosa aku minta dipasangkan,kelar dipasang dikembalikan padaku,aku pandangi sebentar tuh kamera,kemudian dengan menebalkan muka aku minta diajari menghidupkan kameranya,mas yang jual bengong sebentar kemudian segera tersenyum,aku sih cuek saja,namanya tidak tahu mau gimana.

Karena tak tahu ngeceknya gimana aku pakai saja asal jepret,terdengar suara lensa mencari fokus,aku berfikir kalau tak ada masalah,hasil fotonya juga jernih dan bagus,bodi kamera masih seperti baru,hanya tulisan di badan lensa yang agak pudar tapi tak masalah,kelengkapan pun sangat lengkap kecuali tas kamera,okelah akhirnya deal dan membayar sesuai yang disepakati.

Untung saja mas yang jual kamera orangnya jujur dan baik,ramah dan mudah bergaul,begitu juga dengan dua temannya,bukan bermaksud memuji,tapi kesan yang aku tangkap seperti itu,rupanya mereka kuliah di UNRI!

Okelah proses selesai,dan tak perlu dijelaskan panjang lebar akhirnya aku dan temanku sampai dirumah dengan selamat.

Terus kenapa aku memilih nikon D3100 dibanding Canon EOS 1100 D yang dari segi harga sebanding itu?

Entahlah,yang jelas aku beralih ke Nikon setelah melihat vidieo Canon  dan Nikon di Youtube,bukan bermaksud menciderai penyuka Canon,aku hanya merasa lebih sreg dengan Nikon,sekilas pandang dari kualitas luar Nikon D3100 lebih baik dari Canon 1100 D,itu hanya menurutku sih,mungkin menurut kalian beda lagi,memang dua merek ini membuat pembeli bingung kayak Honda dengan Yamaha.

Itulah sedikit cerita yang bisa aku bagikan,semoga bermanfaat.



Jumat, 02 Januari 2015

Menyikapi Pergantian Tahun Dengan Benar

Kemarin tahun baru  ya,tapi entah kenapa aku tak begitu tertarik untuk menuliskan sesuatu tentang pergantian tahun yang dirayakan sebagian besar orang dengan acara tiup terompet dan pesta kembang api.

Tahun baru bagiku bukan hal yang harus diperingati dengan acara seperti itu,tapi bagaimana merenungkan apa yang selama ini kita kerjakan ditahun sebelumnya,apakah sudah kita jalani dengan baik atau justru kita gunakan untuk hal yang tidak perlu.

Banyak orang lupa tentang berharganya sebuah waktu,memilih menjalani hidup mengalir saja,tak perlu berusaha yang penting ikuti kemana takdir membawa,yang pentig happy,hidup tak perlu dibikin pusing,begitu katanya.

Hidup tak perlu neko neko,wis lah sing penting iso udud,sing penting iso ngopi,karo mangan,ora usah mikir liyo,santai wae,urip pisan kok digawe rekoso(hidup tidak perlu aneh-aneh,udahah,yang penting bisa merokok,yang penting bisa ngopi,sama makan,tak perlu memikirkan yang lain,santai saja,hidup sekali tak perlu dibikin susah) begitu kata seorang teman yang memilih menjalani hidup dengan santai,seolah hidup hanya sebuah permainan saja,mungkin dia berfikir kalau manusia itu tak bisa tua hingga berkata demikian,apakah kalau usianya sudah senja dia akan bisa berfikir demikian?

Adalagi orang yang memilih menjalani hidup dengan pasrah,katanya apa yang dialaminya sudah takdir,jadi dia memilih menerima itu tanpa mau berusaha mengubah nasibnya menjadi lebih baik,padahal kalau saja ia mau,kesempatan itu selalu ada,tapi ya itu,ia tidak mau,mungkin ia melupakan apa yang di sampaikan Ustadz saat kami mengaji dahulu,bahwa Allah tak akan mengubah nasib seseorang sampai orang itu mengubah nasibnya sendiri.

Jangan banyak alasan hanya untuk menutupi ketidakmauan kita dalam berusaha,yang paling penting dalam sebuah usaha adalah niat,tanpa itu semua akan sia-sia saja meski memiliki modal yang berlimpah.

Jangan terjebak dengan pola pikir orang yang sebatas nrimo(menerima) tanpa mau sedikitpun berusaha,hargailah waktumu dan gunakan dengan sebaiknya,ingatlah waktu itu tak akan bisa diputar ulang,apa yang sudah lewat hanya bisa kita kenang semata,tak mungkin untuk bisa kita berbalik lagi.

Jadi marilah menyikapi tahun baru ini dengan bijak,merenungi kesalahan kita kemudian memperbaikinya.


Cinta Tak Harus Sebodoh Ini

Bukan aku tak mau lagi menyayangimu,tapi aku harus melakukan itu
Aku tahu,engkau yang terbaik, juga yang terindah yang pernah singgah dihatiku
Kau berikan aku warna hingga hidupku lebih ceria,lebih bermakna,juga lebih segalanya
Andai ku bisa,kan kuhentikan waktu agar lebih lama aku bisa bersamamu
Tapi aku sadar itu adalah hal yang tak mungkin aku mampu

Bertahun aku menghabiskan waktu untuk mencintaimu,juga merindukanmu
Jarak yang membentang tak jua mengubah apa yang aku rasakan
Cinta tak lagi memberikan aku keceriaan saat berjauhan
Rindu membuatku senantiasa murung dan merenung tentang masa lalu

Aku tahu aku salah membiarkan rasaku menyebar dan menutupi akal sehatku
Mencintaimu yang tak pernah mencintaiku bukankah sebuah hal yang bodoh?
Tapi entah kenapa aku melakukan itu sekian lama tanpa aku bisa melawannya
Entah kenapa...

Aku sudah berusaha namun aku tak pernah berhasil
Cintaku terlalu besar hingga aku mengabaikan hati kecilku yang membisikkan
Tak ada gunanya mencintai orang yang tak pernah mencintaiku sedikitpun
Itu hanya seperti membiarkan luka terus terbuka sekian lama

Cinta terkadang tak berjalan manis,namun tak berarti juga aku harus terus menyakiti diriku
Dengan selalu mengingatmu dan berharap engkau mencintaiku seperti dalam anganku
Kini aku akan melupakanmu,bukan karena aku inginkan itu
Tapi karena aku tahu,tak ada gunanya mencinti orang yang sudah berbahagia dengan orang lain.