Ada rindu disini diantara keramaian
kota yang semakin lama semakin
menghimpitku dalam persaingan yang semakin keras.Kejujuran menjadi barang yang teramat
mahal,tapi aku akan menjaganya meski tidak mudah,rindu ini membuatku selalu
ingat kalau aku tidak boleh goyah meski ujian datang silih berganti.
Aku selalu teringat denganmu
sahabatku,ketabahanmu membuatku malu untuk mengeluh,kamu mengajarkan padaku
kalau kebaikan tak akan tetep kebaikan meski kadang banyak orang mencibir.Saat uang menjadi simbol kehormatan dan kemuliaan yang membuat banyak orang terpikat
tapi tidak denganmu sahabatku,bagimu iman dan akhlak adalah
segalanya,kemiskinan bukan alasan untuk merendahkan diri,katamu kita semua sama
dihadapan Allah,yang membedakan hanyalah akhlaknya,lain tidak.
Sekarang dimana kamu berada
sahabatku?sejak saat itu kita menjadi jauh,namun aku merasakan hati kita tetap
dekat,aku merasakan ikatan persahabatan ini tak berubah,meski sepuluh tahun
kita terpisah,aku bertanya teman satu kelasku tapi semuanya
menggeleng,katanya tak pernah mereka mengetahui tentangmu apalagi rumahmu,aku
menjadi heran kenapa mereka tidak mengetahui tentangmu padahal aku sangat akrab
denganmu saat sekolah dulu,apakah mereka tidak melihatnya?
Dulu ketika ada teman yang mengajak
bergaul dengan minuman memabukkan itu,kamulah yang melarangku,katamu semua itu
tak ada gunanya,dosa besar bagi yang meminumnya begitu katamu,hal semacam itu
hanyalah pelarian dari ketidakberanian menghadapi kenyataan,kepengecutan yang
disembunyikan dalam botol minuman,engkau benar dan aku segera mengikutimu
menjauh.
Demikian juga saat aku ditawari sebatang rokok,kamu menggeleng saat aku
hendak mengulurkan tangan,katamu merokok itu mubadzir,memboroskan uang,saat aku
beralasan kalau rokok itu pemberian gratis dan bukan pemborosan dengan sabar
kamu menjelaskan padaku,kalau yang sebatang gratis itu hanyalah awal,akan ada
puluhan bahkan ratusan batang lagi yang harus aku bayar saat aku sudah
kecanduan batang batang rokok itu,lagi lagi aku mengikutimu,aku tahu kamu tak
pernah akan merugikanku,kamu hanya ingin yang terbaik untukku.
Kemudian semenjak lulus SMK
MUHAMMADIYAH 4 Wonogiri kita terpisah,saat aku mendapatkan seorang pacar yang
menurutku sangat baik melebihimu,aku sempat menatap tatapanmu yang putus asa
saat mencoba menasehatiku tentang pacaran,kamu bilang pacaran lebih bayak
kerugiannya dibanding manfaatnya,pacaran hanya akan menjerumuskan aku dalam
kebagahagiaan semu semata,kamu juga bilang suatu saat ada waktu yang lebih
indah dibandingkan pacaran yaitu saat aku menikah.
Aku menyangkal dengan
berbagai argumentasi,aku bilang tentang kebaikannya,perhatiannya dan semua
kelebihannya.Setelah gagal menasehatiku aku tak pernah menjumpaimu lagi,aku
juga tak ambil pusing dengan kepergianmu karena sudah ada dia yang
menggantikanmu,memberikan perhatian dan cinta yang memabukkanku,aku
menyayanginya dan menganggap kalau tanpanya aku tak akan bisa hidup,dia adalah
separuh nyawaku yang memberikan sejuta warna dalam hatiku,tak pernah sekalipun
ia melarang hal yang aku sukai termasuk rokok dan minuman keras,ah alangkah
nyamannya saat bisa merasakan semua itu,aku punya banyak teman dan disegani
meski ada sebagian yang menatap aneh aku tak peduli yang penting aku bahagia.
Namun ternyata aku salah,hal semacam itu hanyalah sebentar.Kebahagiaan yang aku kira akan seterusnya ternyata hanya seumur jagung,dia yang aku kira mencintaiku meninggalkanku,juga minuman keras itu tak lagi enak kurasakan,semuanya hanya semu persis seperti yang engkau katakan waktu itu,aku menyesal tak mengindahkan kata katamu,kini masihkah aku bisa menjadi sahabatmu kembali?aku tertunduk dalam diam,aku menangis karena menghabiskan sekian waktu untuk sebuah kesia siaan,kesenangan itu bukan dari botol botol terkutuk itu,semua itu hanya membunuh kebahagiaanku perlahan lahan,alangkah bodohnya aku yang melakukan semua itu.
Alangkah rindunya aku padamu,pada petuah bijakmu dan nasehat nasehat kebaikanmu,perlahan aku berjalan dengan gontai saat perlahan mendengar suara adzan,satu biskian terdengar menyuruh untuk lebih jauh berbuat dosa,katanya terlanjur basah sekalian saja menceburkan diri,namun sayup kudengar suaramu sahabatku,kalau tak ada kata terlambat bagi yang ingin bertaubat,katamu kalau sudah terlanjur basah,keluarlah dari air,keringkan bajumu agar tidak menjadi semakin basah.
Aku lalu mencarimu,aku mencari darimana suara itu datang,dekat sangat dekat namun kenapa tidak aku temukan,apakah dibalik pohon sana,tidak,di sebelah rumah itu,bukan,lalu dimana?lalu aku mendengar suaramu lagi,ah ternyata dari sini suara itu datang,dari hati nurani yang selama ini aku kunci rapat rapat.