Sabtu, 03 Mei 2014

Maafkan Aku Mengabaikanmu

Ada rindu disini diantara keramaian kota yang semakin  lama semakin menghimpitku dalam persaingan yang semakin keras.Kejujuran menjadi barang yang teramat mahal,tapi aku akan menjaganya meski tidak mudah,rindu ini membuatku selalu ingat kalau aku tidak boleh goyah meski ujian datang silih berganti.

Aku selalu teringat denganmu sahabatku,ketabahanmu membuatku malu untuk mengeluh,kamu mengajarkan padaku kalau kebaikan tak akan tetep kebaikan meski kadang banyak orang mencibir.Saat uang menjadi simbol kehormatan dan kemuliaan yang membuat banyak orang terpikat tapi tidak denganmu sahabatku,bagimu iman dan akhlak adalah segalanya,kemiskinan bukan alasan untuk merendahkan diri,katamu kita semua sama dihadapan Allah,yang membedakan hanyalah akhlaknya,lain tidak.

Sekarang dimana kamu berada sahabatku?sejak saat itu kita menjadi jauh,namun aku merasakan hati kita tetap dekat,aku merasakan ikatan persahabatan ini tak berubah,meski sepuluh tahun kita terpisah,aku bertanya teman satu kelasku tapi semuanya menggeleng,katanya tak pernah mereka mengetahui tentangmu apalagi rumahmu,aku menjadi heran kenapa mereka tidak mengetahui tentangmu padahal aku sangat akrab denganmu saat sekolah dulu,apakah mereka tidak melihatnya?

Dulu ketika ada teman yang mengajak bergaul dengan minuman memabukkan itu,kamulah yang melarangku,katamu semua itu tak ada gunanya,dosa besar bagi yang meminumnya begitu katamu,hal semacam itu hanyalah pelarian dari ketidakberanian menghadapi kenyataan,kepengecutan yang disembunyikan dalam botol minuman,engkau benar dan aku segera mengikutimu menjauh.

Demikian juga saat aku ditawari sebatang rokok,kamu menggeleng saat aku hendak mengulurkan tangan,katamu merokok itu mubadzir,memboroskan uang,saat aku beralasan kalau rokok itu pemberian gratis dan bukan pemborosan dengan sabar kamu menjelaskan padaku,kalau yang sebatang gratis itu hanyalah awal,akan ada puluhan bahkan ratusan batang lagi yang harus aku bayar saat aku sudah kecanduan batang batang rokok itu,lagi lagi aku mengikutimu,aku tahu kamu tak pernah akan merugikanku,kamu hanya ingin yang terbaik untukku.

Kemudian semenjak lulus SMK MUHAMMADIYAH 4 Wonogiri kita terpisah,saat aku mendapatkan seorang pacar yang menurutku sangat baik melebihimu,aku sempat menatap tatapanmu yang putus asa saat mencoba menasehatiku tentang pacaran,kamu bilang pacaran lebih bayak kerugiannya dibanding manfaatnya,pacaran hanya akan menjerumuskan aku dalam kebagahagiaan semu semata,kamu juga bilang suatu saat ada waktu yang lebih indah dibandingkan pacaran yaitu saat aku menikah.

Aku menyangkal dengan berbagai argumentasi,aku bilang tentang kebaikannya,perhatiannya dan semua kelebihannya.Setelah gagal menasehatiku aku tak pernah menjumpaimu lagi,aku juga tak ambil pusing dengan kepergianmu karena sudah ada dia yang menggantikanmu,memberikan perhatian dan cinta yang memabukkanku,aku menyayanginya dan menganggap kalau tanpanya aku tak akan bisa hidup,dia adalah separuh nyawaku yang memberikan sejuta warna dalam hatiku,tak pernah sekalipun ia melarang hal yang aku sukai termasuk rokok dan minuman keras,ah alangkah nyamannya saat bisa merasakan semua itu,aku punya banyak teman dan disegani meski ada sebagian yang menatap aneh aku tak peduli yang penting aku bahagia.

Namun ternyata aku salah,hal semacam itu hanyalah sebentar.Kebahagiaan yang aku kira akan seterusnya ternyata hanya seumur jagung,dia yang aku kira mencintaiku meninggalkanku,juga minuman keras itu tak lagi enak kurasakan,semuanya hanya semu persis seperti yang engkau katakan waktu itu,aku menyesal tak mengindahkan kata katamu,kini masihkah aku bisa menjadi sahabatmu kembali?aku tertunduk dalam diam,aku menangis karena menghabiskan sekian waktu untuk sebuah kesia siaan,kesenangan itu bukan dari botol botol terkutuk itu,semua itu hanya membunuh kebahagiaanku perlahan lahan,alangkah bodohnya aku yang melakukan semua itu.

Alangkah rindunya aku padamu,pada petuah bijakmu dan nasehat nasehat kebaikanmu,perlahan aku berjalan dengan gontai saat perlahan mendengar suara adzan,satu biskian terdengar menyuruh untuk lebih jauh berbuat dosa,katanya terlanjur basah sekalian saja menceburkan diri,namun sayup kudengar suaramu sahabatku,kalau tak ada kata terlambat bagi yang ingin bertaubat,katamu kalau sudah terlanjur basah,keluarlah dari air,keringkan bajumu agar tidak menjadi semakin basah.

Aku lalu mencarimu,aku mencari darimana suara itu datang,dekat sangat dekat namun kenapa tidak aku temukan,apakah dibalik pohon sana,tidak,di sebelah rumah itu,bukan,lalu dimana?lalu aku mendengar suaramu lagi,ah ternyata dari sini suara itu datang,dari hati nurani yang selama ini aku kunci rapat rapat.