Senja di Desaku,suasana sunyi hanya
suara jengkerik yang menyanyikan lagu mengiringi kegelisahanku disini.Aku duduk
diatas batang pohon tumbang menghadap hamparan pesawahan yang membujur
sepanjang bukit,bertingkat seperti anak tangga kalau dilihat dari jauh.Seperti
itulah gambaran sawah didesaku,keindahan sawahnya menjadi hiburan tersendiri.
Sejenak kualihkan pandangan pada
pohon cengkeh yang banyak terdapat disini,dimana banyak petani di desaku
menjadikannya sebagai harapan utama karena harganya yang lumayan mahal,saat ini
sudah mencapai Rp.44.000 per kilogramnya,hanya saja terkadang tak selalu
berbuah tiap tahun.
Hari ini aku gelisah memikirkan
bagaimana caraku bisa membangun desaku,selama ini aku dan banyak di desa ini
lebih memilih untyuk mencari uang dengan cara merantau kepulau lain karena
memang menjanjikan banya rupiah,tak seperti didesa kami.Selama ini aku bukannya
tak pernah memikirkan bagaimana cara memajukan desaku hanya saja,sampai lelah
aku berfikir belum juga menemukan cara,aku sudah pernah mencoba demikian juga
dengan salah seorang temanku hanya saja belum ada yang bisa berkembang.
Entah kapan aku bisa membangun
desaku,mengembangkan potensi desa dan masyarakatnya agar mendapatkan tambahan
penghasilan yang lebih,tak Cuma mengandalkan dari buruh tani yang tak
tentu.Keadaan desa kami memang agak jauh dari jalan utama letaknya yang duijung
kecamatan menjadikan daerah ini jarang dilirik orang,paling kalau ada Cuma
pedagang yang menjajakan keperluan sehari hari saja.Eh iya,ada juga pihak yang
mencoba menanamkan modal dengan mengajak petani bekerja sama,mereka memberikan
bibit karet dan pupuk sementara petani menyediakan lahan dengan kontrak
duapuluh tahun,namun sejauh ini belum ada yang membuahkan hasil,pohon karet itu
pertumbuhannya sangat lambat,entah siapa yang akan rugi nantinya apakah pihak
petani atau pihak perusahaan.
Okelah ini dulu cerita dari ujung
timur wonogiri ya,sobat.mungkin besuk ada cerita lain yang lebih menarik.