Namanya Karsi,dia berasal dari salah satu desa di
kabupaten Wonogiri,orangnya
cantik,putih dan berkulit bersih.kecantikannya membuat banyak jejaka sering
menggodanya,siapa tahu beruntung menyunting sang kembang Desa.
Ayahnya adalah Pak Jiman,petani yang jujur
dan tekun,ia ingin anaknya menjadi gadis sholehah dan berbakti pada orang
tuanya,hanya saja keinginan ini agaknya sulit terwujud karena anaknya lebih
cenderung mengikuti kata hatinya sendiri.Pengaruh tontonan sinetron rupanya sudah sampai
juga di Desa,sayang yang diikuti
sebagian anak mudanya adalah hal yang negatif,seperti gaya hidup mewah,ingin
serba instan dan cepat juga cara berpakaian yang membuat para orang tua
mengelusa dada.
Celana pensil dan baju serba ngepas seakan sudah menjadi pakaian
wajib para anak muda,putra putri sama saja.Biar dianggap gaul dan modis katanya.Mereka seakan sudah lupa
kalau tujuan pakaian itu dibuat adalah untuk menutupi aurat yang tidak patut dilihat.pantas saja
kalau seringkali ada saja gadis yang berbadan dua karena kebablasan dalam berpacaran.
Sesuatu
yang harus mereka jaga sampai menikah harus diserahkan kepada pacarnya hanya
karena alasan cinta semata,bukankah cinta itu tidak merusak?lantas kenapa para
lelaki merusak kesucian seorang gadis karena alasan cinta?Kalau saja mereka tak
terlalu menuruti perasaan tak akan ada penyesalan yang akan menghantui seumur
hidup.
Tiap kali dinasehati menyangkut cara
berpakaiannya Karsi selalu membantah,ia menganggap apa yang dilakukannya sudah
benar,apa kata dunia kalau ia merubah penampilan,bisa malu ia kalau ketemu
pacarnya,Romi.Ibunya yang mendengarkan
kengototan Karsi
hanya bisa terdiam dan dalam hati mendoakan agar anaknya bisa berubah,ia tidak
ingin buah hati satu satunya menjadi seperti Sumi yang tak sempat menyelesaikan SMU yang hanya tinggal beberapa
bulan lagi karena ketahuan hamil,namun ia juga tak mau menasehati anaknya dengan kasar.Baginya lebih baik
menasehati berulang ulang dengan cara halus daripada membentak kasar yang akan
membuat karsi terluka dan akan bereaksi sama kerasnya,ia percaya suatu saat
karsi akan berubah.
Siang itu sepulang sekolah di sebuah SMU swasta di Wonogiri,Karsi tidak langsung pulang,ia ada janji dengan Romi,pacarnya.lewat sms Romi mengatakan supaya Karsi menunggu di pasar Wonogiri lantai satu,dekat
dengan Toko jam tangan di deretan ruko
sebelah timur,ia menunggu dengan perasaan bahagia,tumben Romi begitu perhatian,padahal biasanya tidak
seperti ini.Sepuluh
menit ,menunggu Karsi mulai
bosan,diambilnya Hp dari dalam tas punggungnya yang modis,ia akan bbm sahabatnya Mira,meminta agar
mengatakan kepada ibunya kalau ia pulang agak terlambat karena ada pelajaran
tambahan,dalam hati ia merasa bersalah juga menipu ibunya yang selalu sabar
menghadapi tingkah polahnya.
Tepat saat ia memasukkan hp nya kedalam tas
ia mendengar suara menyapanya lembut,suara yang sangat dikenalnya,Romi.Pemuda tampan itu turun
dari Kawasaki
Ninja warna
merahnya kemudian segera menghampiri Karsi.Romi kelihatan lain hari ini hanya sayang karsi tidak menyadarinya
karena terpesona akan ketampanan pacarnya itu.
Diterimanya helm yang disodorkan Romi kemudian mereka bergegas ke bendungan Gajah Mungkur yang oleh
kebanyakan orang menyebutnya dengan plasa,entah
siapa yang mulai menamakan demikian.
Romi menjalankan Sepeda Motornya dengan
kecepatan sedang,ia merencanakan sesuatu pada pacarnya yang cantik tapi lugu
ini,setelah mendapatkan sesuatu darinya ia akan segera memutuskan hubungan,biar
saja nanti kalau diusut ia akan berdalih seperti yang biasa ia lakukan pada mantannya,Romi membelokkan motornya
ke kanan ketikan sampai diperempatan dekat Masjid,Karsi agak heran kalau tujuannya ke plasa harusnya lurus tapi kenapa kearah kanan?namun ia tak begitu
mempedulikan
lagi yang penting ia bisa bersama Romi agak lama.
Romi memarkir motornya di dekat tower
kemudian ia mengajak Karsi jalan kaki dengan alasan ingin mengajak melihat bendungan Wonogiri dari atas agar
lebih romantis,Karsi tidak menaruh curiga sedikitpun dengan pacarnya,dalam
pikirannya Romi
itu anaknya baik,sopan dan ganteng itu saja.
Sesampainya
di rerimbunan pohon yang biasa digunakan Romi sebagai tempat merusak pacar pacarnya dulu ia
mengajak Karsi
berhenti,ia pun segera duduk,Karsi mengikuti duduk dalam hatinya ia memuji Romi yang begitu
perhatian,seolah tahu kalau ia capek kemudian menagajak istirahat.
Romi mulai melancarkan jurus mautnya,ia menggenggam
tangan karsi dan mengatakan rayuan memambukkan seperti yang biasa ia lakukan,dan Karsipun terbuai
karenanya,namun ia masih sadar untuk menolak ketika Romi meminta lebih,ia
berontak tapi tenaga Romi terlalu kuat,ia menjerit namun Romi membakap mulutnya,dalam hati ia berdoa semoga
ada yang menolongnya,ah,kenapa dalam keadaan begini ia baru ingat pada Allah?ia memohon berdoa dengan sangat sambil
berusaha menghantikan aksi keji Romi.
Untunglah doanya ternyata terjawab,tepat
ketika ia hampir menyerah ia melihat tubuh Romi terpelanting kebelakang,ia tak tahu kenapa
namun ia masih ingat untuk membenahi pakaiannya.
Nampak
didepannya seorang pemuda mengenakan jaket warna hijau tua agak kusam berambut gondrong,tubuhnya sedang namun kelihatan
kokoh,ia tak mengenalnya namun kelihatan sekali kalau Romi terkejut,ia
sepertinya sudah tahu siapa si pemuda,dari pembicaraan mereka ia mengetahui kalau pemuda
penolongnya adalah lawan Romi saat balap motor,pemuda itu kelihatan marah pada Romi,dan ini membuat Karsi khawatir,Romi adalah pemegang sabuk
hitam dalam salah satu cabang beladiri,ia mengancam si pemuda agar tak mencampuri urusannya namun si pemuda hanya
menatap dengan dingin dengan sorot mata mengancam.
Romi yang kehilangan kesabaran segera
menghampir sipemuda bermaksud memberi pelajaran karena telah
menghalangi maksudnya.
Ia
mengayunkan tinjunya mendatar kearah muka namun si pemuda,mengelak kesamping sambil
mengayunknan kakinya mendatar mengarah lambung Romi.Romi masih sempat berkelit,namun pemuda itu tak mau memberi kesempatan,diayunkan tinjunya
mengarah dada Romi yang dengan sigap menangkis dengan lengannya namun ia terkejut
ketika tendanganmemitar si pemuda yang tepat menghantam
uluhatinya,ia kemudian roboh sambil meringis kesakitan.
Romi memaki maki sipemuda yang hanya diam dengan posisi waspada kalau
kala Romi
akan kembali menyerang,namun ternyata diluar dugaan ketika sipemuda
memperhatikan Karsi dan menanyakan apakah ia baik baik saja ternyata kesempatan ini
digunakn untuk melarikan diri.Si pemuda hendak mengejar
namun urung saat terdengar Karsi memanggil.
Pemuda itu segera menghampiri Karsi dan mengulang pertanyaannya,apakah Karsi baik baik saja,Karsi menjawab kalau ia
tidak apa apa,pemuda itu kemudian menawarkan Karsi pulang.
Karsi mengiyakan karena ia tak punya
pilihan lain,rumahnya jauh sementara dari plasa
ke terminal tidak ada mobil,pemuda itu meminta karsi menunggu karena ia harus
mencari pinjaman helm.
Tak lama berselang,pemuda ini kembali,setelah menyerahkan
helm padanya,merekapun
berboncengan menuju Desa Karsi,Karang Asri.
Karena capek Karsi dan masih trauma dengan kejadian tadi karsi
menyandarkan kepalanya pada punggung sipemuda entah mengapa ia merasa aman berada di dekatnya,namun
ia terkejut ketika ia mendengar pemuda itu mengatakan untuk tidak bersandar
dipunggungya,ketika ia bertanya mengapa,pemuda itu menjawab kalau mereka bukan
muhrim.
Karsi terkejut mendengarnya ia tak mengira
pemuda gondrong ini begitu sopan,ia menolak padahal ia hanya bersandar bersandar
dipundaknya,ternyata penampilan terkadang menipu.Romi yang begitu tampan dan rapi ternyata hatinya jahat,tega sekali
hendak melakukan hal itu padanya,ia membencinya sekarang,lelaki itu pintar
menipu.Dari
depan ia pur pura berhati malaikat namun dalam hati ternyata menyimpan
kekejian,mungkin ini akibatnya karena telah berbohong pada ibunya,dalam hati ia
berjanji akan mengubah penampilannya dan menuruti kata ibunya.
Sementara pemuda itu berwajah biasa saja,rambutnya gondrong
tapi berhati baik,ternyata menilai seorang itu tak cukup dari apa yang dilihat
dari fisik semata.
Ia tersadar dari lamunanya ketika pemuda
itu menanyakan arah,ternyata ia sudah sampai di daerah Jatisrono,ia menunjuk arah kiri sambil
mengatakan nama sebuah Desa,pemuda itu mengangguk sambil mengatakan kalau salah seorang
temannya berasal dari daerah sana,Karsi agak kaget mendengarnya,tak disangka orang yang menolongnya
rupanya pernah datang ke Desanya.
Ketika
ia bertanya pemuda itu mengatakan kalau temannya bernama,ahmad.
Ahmad,karsi membatin dalam hati,bukankah Ahmad itu pemuda yang rajin
mengajar di TPA selepas asar?ia sekolah di SMK
MUHAMMADIYAH 4 WONOGIRI.Tak disangkanya si gondrong adalah temannya bang Ahmad padahal kalau
dilihat rasanya tidak cocok kalau bang Ahmad punya teman gondrong,ah biarlah nati akan
ditanyakan langsung padanya.
Pemuda itu mengantar Karsi
limapuluh meter dari rumahnya,ia khawatir kalau tahu Karsi diantar olehnya
hanya akan mengundang gosip yang seharusnya bisa dihindari,ia kasihan kalau
nanti Karsi ditanya oleh orang tuanya.Karsi berulang kali mengucapkan
terimakasih yang dibalas si pemuda dengan anggukan kecil,ia menasehati Karsi
agar lebih hati hati hati kalau mengenal laki laki,karena tak semua laki laki
itu baik dan bisa dipercaya.
Setelah pamitan dan
mengucap salam si pemuda itu memutar balik motornya kemudian segera hilang
ditelan tikungan diiringi tatapan kagum Karsi padanya,ah kenapa ia bisa lupa
menanyakan namanya?