Dahulu ayahku berpesan padaku begini,jadilah orang yang berilmu agar orang
menghargaimu.Ketika itu aku tak begitu memperhatikan,aku berfikir kalau
penghargaan orang itu tak penting,yang penting menjalan hidup dengan baik,dan
tak merugikan orang lain,dan tahukah kalian kalau ternyata apa yang dikatakan
oleh ayahku itu benar dan pendapatku itu tak semuanya benar?memang penting
menjalani hidup dengan baik penting juga tak merugikan orang lain,tapi
bagaimanapun juga aku tetap merupakan makhluk sosial yang hidup dalam
masyarakat,tak mungkin bisa hidup sendiri saja.
Aku baru menyadari beberapa tahun
kemudian ketika aku merantau dan memulai hidup mandiri dipulau lain,jauh dari
keluarga.
Disana aku mulai bertanggung jawab
pada diriku sendiri,tak sekedar menggantungkan semua pada orang tuaku seperti
saat aku masih dirumah.Aku menunduk,merenungi sifatku dahulu yang keras kepala
dan tak mau menerima masukan dari orang lain,aku selalu memilih menerima
nasehat dari orang yang pedidikannya lebih tinggi dariku,dan sekali lagi aku
keliru,tingkat pendidikan yang tinggi tak menjamin orang itu lebih pintar dari
orang yang pendidikannya lebih rendah.
Kenapa ya,penyesalan itu kok selalu
saja terlambat datangnya?apakah mungkin agar kita semakin menghargai waktu
ketika tahu kalau hal yang lalu tak bisa diulang lagi?entahlah...tapi menirutku
penyesalan itu adalah indikasi orang mau memperbaiki kesalahan dan berbuat
lebih baik lagi dimasa kini dan yang akan datang.
Sekarang aku tahu harus bagaimana,tak
perlu menyesali diri atas semua yang terlah lalu,tapi bagaimana memperbaiki
semuanya dan mengganti tiap kesalahan dengan sesuatu yang lebih baik,lebih
bermanfaat lagi,dan yang terpenting terus belajar dan belajar lagi,tak ada kata
terlambat dalam belajar,usia yang semakin merambat bukannya menjadi alasan
untuk berhenti,namun menjadi cambuk yang keras agar lebih keras lagi dalam
belajar.
Pekanbaru 8Desember 2014