Untuk nama yang pernah disemogakan dalam doa, semoga kau bahagia. Hening malam dalam susana khidmat, nama itu sering terselip dalam harapan di dini hari ketika sujud panjang dilakukan. Ya Allah semoga dia yang menjadi pasangan terindah mengarungi usia sampai kelak merambat senja. Harapan diukir rencana disusun, kalau sudah cinta tak usah lama.
Saatnya menguatkan niat memberanikan diri meminta padanya, maukah menjadi jodohku wahai adinda?
Niat sudah kuat, tak ada lagi yang diragukan, orang tua pun sudah mempersilakan toh sudah waktunya menempuh kehidupan baru.
Bismillah, saatnya meminangnya, bagaimanapun jawaban yang ia sampaikan nantinya siap tidak siap harus siap. Sempat terbayang bagaimana jika nanti ditolak ? Tapi kalau memikirkan itu kapan niat baik akan terlaksana.
Lalu saatnya tiba... Menanyakan kesediaanya, meski sudah dikuatkan tapi tetap saja hati tergetar ketika menanyakannya. Bismillah ini saatnya bertanya kepadanya, meminangnya dengan Basmalah.
Namun, perkara jodoh sepenuhnya menjadi kuasaNya, sebesar apa pun keinginan, sebesar apa pun rasa cinta dan sekuat apa pun ihtiar jika bukan jodoh tak bisa jua. Seperti jawabannya. Maaf saya tidak bisa. Itu saja, tidak ada alasan lain, singkat dan sangat jelas tapi cukup untuk membuat kaki seolah tak bertulang. Sakitkah? Sudah pasti. Tak ada yang benar benar baik saja saat cinta tak bersambut, namun jauh di sana, jauh di lubuk hati mengikhlaskan meski dengan susah payah.
Kini waktu telah berlalu cukup lama sejak saat itu, aku masih sendiri berusaha menemukan separuh jiwa yang entah di mana. Bagaimana dengan dia? Semoga baik-baik saja di mana pun engkau berada, dengan jalan dan jodoh yang dipilihnya.