Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan

Minggu, 07 September 2014

Cerpen,Namaku Zaki

Setelah mengantarkan Karsi anak muda berambut godrong itu berencana mengunjungi sahabatnya,Ahmad.

Ia mengambil jalan agak memutar kalau-kalau ada yang kebetulan melihat dia mengantarkan gadis itu tak akan berfikir buruk.Jalanan Desa itu sudah cukup bagus menurut anak muda ini,dimana-mana sudah dilakukan penyemenan jalan,hanya sayang sebagian masih ada yang tidak diperbaiki,jalan sebelum sampai di Desa Ahmad dan justru bagian itu adalah jalanan yang dahulu diaspal,setelah rusak tak ada yang memperbaiki,entah tanggung jawab siapa perawatan jalanan itu.

Diarahkannya CB150 R ke rumah yang terletak disamping tanjakan paling tinggi di Desa itu.Rumah itu masih seperti biasanya.Didepan rumahnya ada sbuah kolam ikan yang dikelilingi oleh sayuran,ada tomat,terong,bayam,seledri,sawi seledri .Pemuda itu jadi membayangkan alangkah nikmatnya masak dari hasil kebun sendiri,rasanya pasti lebih enak dari masakan rumah makan yang biasa disantapnya.

Ia baru saja hendak beruluk salam saat sebuah Astrea Grand mendekat.Rupanya Ahmad baru pulang dari Masjid,ia segera menghampiri sahabat nya yang baru datang,menanyakan kabar kemudian mempersilakan masuk kedalam rumah.

Mereka kemudian terlibat dalam pembicaraan tentang sayuran didekat kolam,siapa yang menanamnya,bagaimana merawatnya dan berapa bulan sampai memasuki uasia siap panen.Obrolan sejenak terputus saat kakak perempuan Ahmad menghidangkan minuman hangat.Si pemuda mengucapkan terimakasih yang disambut dengan anggukan,kemudian kakak perempuan Ahmad kembali kedapur.

Ahmad kemudian menanyakan kenapa si pemuda tumbenan datang selepas asar biasanya ia berkunjung pagi hari saat hari libur,pemuda itu tersenyum kemudian menceritakan pertemuannya dengan Karsi dan bagaimana ia menolongnya dari hal buruk yang akan dlakukan pacarnya,ia kebetulan sedang duduk merenung mencari bahan untuk tulisan yang akan dibuat ketika ia mendengar teriakan minta tolong,ia melihat seorang pemuda hendak berbuat yang tidak senonoh pada seorang wanita,ia kemudian menolongnya dan mengantarkan pulang.

Ahmad mengangguk angguk.Ia juga pernah ditolong anak muda itu sekaligus menjadi awal perkenalannya dengannya.Waktu  itu menjelang malam ia baru saja  pulang dari Solo mengantar Mas nya yang akan berangkat ke Pekanbaru menuju bandara.Karena agak malam,ia memutuskan untuk mengambil jalan pintas lewat Karanganyar kemudian belok kanan menuju arah Jatipuro,dari Jatipuro ia tinggal lurus saja maka akan sampai ke arah Desanya.

Tak disangka saat jalanan sepi  ia dihadang tiga orang yang melintangkan motornya ditengah jalan,ia mengerem dan hendak berbalik arah ketika orang keempat mendatanginya dari belakang dan menyuruhnya menyerahkan motornya,saat itulah ia melihat pemuda gondrong mendekat,ia mengira itu adalah bos dari komplotan itu,namun ternyata ia salah pemuda rupanya berniat menolongnya.
Ia masih ingat pemuda itu mengeluarkan pistol dari balik jaketnya kemudian mengancam komplotan itu untuk segera pergi,kalau tidak ia tak ragu menembakkan pistolnya,komplotan itu kemudian melarikan diri.

Ketika ia menyinggung masalah itu si pemuda hanya tersenyum ia mengatakan kalau pistol yang dia bawa bukan pistol sungguhan hanya merupakan air soff gun saja,namun rupanya penjahat itu sudah ketakutan,kalau saja mereka nekat melawan aku pasti kalah kok demikian kata pemuda itu.

Ahmad tertawa mendengarnya,ia begitu kagum pada keberanian pemuda itu  dan juga pada keikhlasannya dalam menolong sesama,orang lain akan menghindar kalau ada kejadian seperti itu namun si pemuda justry tergerak hatinya untuk menolong.

Dipandanginya pemuda itu dalam dalam.ia sulit menaksir usianya ia perkirakan sekitar duapuluh lima tahunan.Ahmad kemudaian iseng bertanya apakah dia sudah menikah?dengan pemuda itu menjawab belum,Ahmad kemudaian berkelakar bagaimana kalau dengan Karsi sajapemuda itu hanya tersenyum saja,kemudaian ia berpamitan pulang.

Ahmad agak merasa bersalah,apakah pertanyaannya membuat pemuda itu tersinggung?ia hendak minta maaf tapi si pemuda sudah melangkah keluar rumah.Eh Ahmad lupa sesuatu,sudah agak lama berkenalan tapi ia belum tahu nama pemuda itu.

Sebelum si pemuda menaiki motornya ia menanyakan namanya.Namaku Zaki kata pemuda itu.


Ahmad mengingat nama itu baik baik,hari senin ia akan menanyakan pada kawan kawannya siapa tahu mereka tahu tentang pemuda misterius itu.

Jumat, 05 September 2014

Cerpen:Sadarnya sang Kembang Desa

Namanya Karsi,dia berasal dari salah satu desa di kabupaten Wonogiri,orangnya cantik,putih dan berkulit bersih.kecantikannya membuat banyak jejaka sering menggodanya,siapa tahu beruntung menyunting sang kembang Desa.

Ayahnya adalah Pak Jiman,petani yang jujur dan tekun,ia ingin anaknya menjadi gadis sholehah dan berbakti pada orang tuanya,hanya saja keinginan ini agaknya sulit terwujud karena anaknya lebih cenderung mengikuti kata hatinya sendiri.Pengaruh tontonan sinetron rupanya sudah sampai juga di Desa,sayang yang diikuti sebagian anak mudanya adalah hal yang negatif,seperti gaya hidup mewah,ingin serba instan dan cepat juga cara berpakaian yang membuat para orang tua mengelusa dada.

Celana pensil dan baju serba ngepas seakan sudah menjadi pakaian wajib para anak muda,putra putri sama saja.Biar dianggap gaul dan modis katanya.Mereka seakan sudah lupa kalau tujuan pakaian itu dibuat adalah untuk menutupi aurat yang tidak patut dilihat.pantas saja kalau seringkali ada saja gadis yang berbadan dua karena kebablasan dalam berpacaran.

Sesuatu yang harus mereka jaga sampai menikah harus diserahkan kepada pacarnya hanya karena alasan cinta semata,bukankah cinta itu tidak merusak?lantas kenapa para lelaki merusak kesucian seorang gadis karena alasan cinta?Kalau saja mereka tak terlalu menuruti perasaan tak akan ada penyesalan yang akan menghantui seumur hidup.

Tiap kali dinasehati menyangkut cara berpakaiannya Karsi selalu membantah,ia menganggap apa yang dilakukannya sudah benar,apa kata dunia kalau ia merubah penampilan,bisa malu ia kalau ketemu pacarnya,Romi.Ibunya yang mendengarkan kengototan Karsi hanya bisa terdiam dan dalam hati mendoakan agar anaknya bisa berubah,ia tidak ingin buah hati satu satunya menjadi seperti Sumi yang tak sempat menyelesaikan SMU yang hanya tinggal beberapa bulan lagi karena ketahuan hamil,namun ia juga tak mau menasehati anaknya dengan kasar.Baginya lebih baik menasehati berulang ulang dengan cara halus daripada membentak kasar yang akan membuat karsi terluka dan akan bereaksi sama kerasnya,ia percaya suatu saat karsi akan berubah.

Siang itu sepulang sekolah di sebuah SMU swasta di Wonogiri,Karsi tidak langsung pulang,ia ada janji dengan Romi,pacarnya.lewat sms Romi mengatakan supaya Karsi menunggu di pasar Wonogiri lantai satu,dekat dengan Toko jam tangan di deretan ruko sebelah timur,ia menunggu dengan perasaan bahagia,tumben Romi begitu perhatian,padahal biasanya tidak seperti ini.Sepuluh menit ,menunggu Karsi mulai bosan,diambilnya Hp dari dalam tas punggungnya yang modis,ia akan bbm sahabatnya Mira,meminta agar mengatakan kepada ibunya kalau ia pulang agak terlambat karena ada pelajaran tambahan,dalam hati ia merasa bersalah juga menipu ibunya yang selalu sabar menghadapi tingkah polahnya.

Tepat saat ia memasukkan hp nya kedalam tas ia mendengar suara menyapanya lembut,suara yang sangat dikenalnya,Romi.Pemuda tampan itu turun dari Kawasaki Ninja warna merahnya kemudian segera menghampiri Karsi.Romi kelihatan lain hari ini hanya sayang karsi tidak menyadarinya karena terpesona akan ketampanan pacarnya itu.

Diterimanya helm yang disodorkan Romi kemudian mereka bergegas ke bendungan Gajah Mungkur yang oleh kebanyakan orang menyebutnya dengan plasa,entah siapa yang mulai menamakan demikian.

Romi menjalankan Sepeda Motornya dengan kecepatan sedang,ia merencanakan sesuatu pada pacarnya yang cantik tapi lugu ini,setelah mendapatkan sesuatu darinya ia akan segera memutuskan hubungan,biar saja nanti kalau diusut ia akan berdalih seperti yang biasa ia lakukan pada mantannya,Romi membelokkan motornya ke kanan ketikan sampai diperempatan dekat Masjid,Karsi agak heran kalau tujuannya ke plasa harusnya lurus tapi kenapa kearah kanan?namun ia tak begitu mempedulikan lagi yang penting ia bisa bersama Romi agak lama.

Romi memarkir motornya di dekat tower kemudian ia mengajak Karsi jalan kaki dengan alasan ingin mengajak melihat bendungan Wonogiri dari atas agar lebih romantis,Karsi tidak menaruh curiga sedikitpun dengan pacarnya,dalam pikirannya Romi itu anaknya baik,sopan dan ganteng itu saja.

Sesampainya di rerimbunan pohon yang biasa digunakan Romi sebagai tempat merusak pacar pacarnya dulu ia mengajak Karsi berhenti,ia pun segera duduk,Karsi mengikuti duduk dalam hatinya ia memuji Romi yang begitu perhatian,seolah tahu kalau ia capek kemudian menagajak istirahat.

Romi mulai melancarkan jurus mautnya,ia menggenggam tangan karsi dan mengatakan rayuan memambukkan seperti yang biasa ia lakukan,dan Karsipun terbuai karenanya,namun ia masih sadar untuk menolak ketika Romi meminta lebih,ia berontak tapi tenaga Romi terlalu kuat,ia menjerit namun Romi membakap mulutnya,dalam hati ia berdoa semoga ada yang menolongnya,ah,kenapa dalam keadaan begini ia baru ingat pada Allah?ia memohon berdoa dengan sangat sambil berusaha menghantikan aksi keji Romi.

Untunglah doanya ternyata terjawab,tepat ketika ia hampir menyerah ia melihat tubuh Romi terpelanting kebelakang,ia tak tahu kenapa namun ia masih ingat untuk membenahi pakaiannya.

Nampak didepannya seorang pemuda mengenakan jaket warna hijau tua agak kusam berambut  gondrong,tubuhnya sedang namun kelihatan kokoh,ia tak mengenalnya namun kelihatan sekali kalau Romi terkejut,ia sepertinya sudah tahu siapa si pemuda,dari pembicaraan mereka ia mengetahui kalau pemuda penolongnya adalah lawan Romi saat balap motor,pemuda itu kelihatan marah pada Romi,dan ini membuat Karsi khawatir,Romi adalah pemegang sabuk hitam dalam salah satu cabang beladiri,ia mengancam si pemuda agar tak  mencampuri urusannya namun si pemuda hanya menatap dengan dingin dengan sorot mata mengancam.

Romi yang kehilangan kesabaran segera menghampir sipemuda  bermaksud memberi pelajaran karena telah menghalangi maksudnya.

Ia mengayunkan tinjunya mendatar kearah muka namun si pemuda,mengelak kesamping sambil mengayunknan kakinya mendatar mengarah lambung Romi.Romi masih sempat berkelit,namun pemuda itu tak mau memberi kesempatan,diayunkan tinjunya mengarah dada Romi yang dengan sigap menangkis dengan lengannya namun ia terkejut ketika tendanganmemitar si pemuda yang tepat menghantam uluhatinya,ia kemudian roboh sambil meringis kesakitan.

Romi memaki maki sipemuda yang hanya diam dengan posisi waspada kalau kala Romi akan kembali menyerang,namun ternyata diluar dugaan ketika sipemuda memperhatikan Karsi dan menanyakan apakah ia baik baik saja ternyata kesempatan ini digunakn untuk melarikan diri.Si pemuda hendak mengejar namun urung saat terdengar Karsi memanggil.

Pemuda itu segera menghampiri Karsi dan mengulang pertanyaannya,apakah Karsi baik baik saja,Karsi menjawab kalau ia tidak apa apa,pemuda itu kemudian menawarkan Karsi pulang.

Karsi mengiyakan karena ia tak punya pilihan lain,rumahnya jauh sementara dari plasa ke terminal tidak ada mobil,pemuda itu meminta karsi menunggu karena ia harus mencari pinjaman helm.

Tak lama berselang,pemuda ini kembali,setelah menyerahkan helm padanya,merekapun berboncengan menuju Desa Karsi,Karang Asri.

Karena capek Karsi dan masih trauma dengan kejadian tadi karsi menyandarkan kepalanya pada punggung sipemuda entah mengapa ia merasa aman berada di dekatnya,namun ia terkejut ketika ia mendengar pemuda itu mengatakan untuk tidak bersandar dipunggungya,ketika ia bertanya mengapa,pemuda itu menjawab kalau mereka bukan muhrim.

Karsi terkejut mendengarnya ia tak mengira pemuda gondrong ini begitu sopan,ia menolak padahal ia hanya bersandar bersandar dipundaknya,ternyata penampilan terkadang menipu.Romi yang begitu tampan dan rapi ternyata hatinya jahat,tega sekali hendak melakukan hal itu padanya,ia membencinya sekarang,lelaki itu pintar menipu.Dari depan ia pur pura berhati malaikat namun dalam hati ternyata menyimpan kekejian,mungkin ini akibatnya karena telah berbohong pada ibunya,dalam hati ia berjanji akan mengubah penampilannya dan menuruti kata ibunya.

Sementara pemuda itu berwajah biasa saja,rambutnya gondrong tapi berhati baik,ternyata menilai seorang itu tak cukup dari apa yang dilihat dari fisik semata.

Ia tersadar dari lamunanya ketika pemuda itu menanyakan arah,ternyata ia sudah sampai di daerah Jatisrono,ia menunjuk arah kiri sambil mengatakan nama sebuah Desa,pemuda itu mengangguk sambil mengatakan kalau salah seorang temannya berasal dari daerah sana,Karsi agak kaget mendengarnya,tak disangka orang yang menolongnya rupanya pernah datang ke Desanya.

Ketika ia bertanya pemuda itu mengatakan kalau temannya bernama,ahmad.

Ahmad,karsi membatin dalam hati,bukankah Ahmad itu pemuda yang rajin mengajar di TPA selepas asar?ia sekolah di SMK MUHAMMADIYAH 4 WONOGIRI.Tak disangkanya si gondrong adalah temannya bang Ahmad padahal kalau dilihat rasanya tidak cocok kalau bang Ahmad punya teman gondrong,ah biarlah nati akan ditanyakan langsung padanya.
Pemuda itu mengantar Karsi limapuluh meter dari rumahnya,ia khawatir kalau tahu Karsi diantar olehnya hanya akan mengundang gosip yang seharusnya bisa dihindari,ia kasihan kalau nanti Karsi ditanya oleh orang tuanya.Karsi berulang kali mengucapkan terimakasih yang dibalas si pemuda dengan anggukan kecil,ia menasehati Karsi agar lebih hati hati hati kalau mengenal laki laki,karena tak semua laki laki itu baik dan bisa dipercaya.


Setelah pamitan dan mengucap salam si pemuda itu memutar balik motornya kemudian segera hilang ditelan tikungan diiringi tatapan kagum Karsi padanya,ah kenapa ia bisa lupa menanyakan namanya?