Kamar itu berukuran tiga kali tiga
meter dengan dinding yang terbuat dari papan,disana sini terdapat noda pada
permukaan kayu yang tidak di cat,di pojok kiri terdapat lemari pakaian yang mirip dengan rak buku,baju baju digantung dan sebagian ada yang dibiarkan
berserakan di kasur tipis berwarna biru kusam.
Kalender dari pembagian partai saat
pemilu kemarin tampak menempel di dinding menghadap ke pintu masuk yang
dilengkapi dengan kunci sederhana,karpet ruangan berwarna biru kotak kotak
dipasang di separuh ruangan,sementara yang separuh lagi berwarna biru muda
dengan motif seperti keramik.
Tak banyak yang terdapat dalam
ruangan itu,selain lemari seperti yang dijelaskan diatas,hanya ada kipas angin
kecil dan satu buah laptop yang ditaruh diatas menja kecil menghadap
dinding,disamping laptop terdapat alat ukur digital yang bisanya dipakai oleh
teknisi elektronik.
Kali ini aku bingung hendak menulis
apa,jadinya aku mencoba meniru cara penulis dalam menggambarkan suatu
ruangan,tapi nampaknya aku tak terlalu berhasil,aku kesulitan untuk menjelaskan
lagi secara lebih detail tentang sebuah ruangan,ternyata menceritakan sesuatu
itu tak semudah yang dibayangkan,kita perlu banyak banyak berlatih agar lancar
dalam menggambarkan suatu hal,ini menjadi tantangan tersendiri dari seorang penulis
pemula sepertiku.
Aku jadi makin kagum dengan mereka
yang bisa menghasilkan banyak buku,tentunya itu dicapai dengan kerja keras dan
proses belajar yang panjang,hingga tercipta sebuah karya yang menarik dan enak
dibaca.
Kali ini ceritaku singkat saja,ada
bacaan yang belum aku selesaikan,cerita silat karangan bastian tito yang dulu
sempat di filmkan,Wiro Sableng.