Minggu, 16 Februari 2014

Cerpen:Haruskah Pacaran


Andi namanya anaknya biasa saja,bertubuh sedang dengan kulit kecoklatan seperti pada umumnya orang Indonesia.namun ada satu hal yang menarik dari anak muda ini,hal yang bisa membuat orang seketika menganggap ia seorang yang tidak biasa,bukan bermaksud mengatakan kalau Andi ini anak berkaki tiga atau berhidung panjang ataupun spesies langka yang harus dilestarikan tapi,ia kelihatan menarik meski berwajah biasa karena kerapiannya.

Kemanapun pergi ia selalu berusaha tampil sebaik mungkin dan menyesuaikan dengan lokasi yang akan ia kunjungi entahlah,bagaimana ia bisa konsisten dalam kerapiannya.Dandanannya tidak bisa dikatakan modis,sederhana tapi,kelihatan bersih.

Tidak seperti Aku,yang kurang begitu memperhatikan penampilan dan kerapian,padahal kata teman teman gantengan Aku dibanding Andi,tapi dalam hal apapun Andi lebih beruntung terutama dalam masalah Wanita,ada saja yang kirim salam sama dia entah dititipkan temannya ataupun lewat sms dan bbm tapi,entah kenapa Andi hanya tersenyum saja saat para Wanita itu mengirimkan salam,tak satupun yang ia terima,heran aku padahal diantara para Wanita itu terselip seorang yang menurutku paling cantik sekelas,namanya Retna kencana,dasar si Andi bisa bisanya ia mengabaikan bidadari itu,padahal kalau aku sudah pasti akan aku terima dengan segenap perasaanku.

Entah ada apa dengan Andi,kenapa ia menyia nyiakan peluang sebagus itu sudah jelas kalau Retna ini terlalu cantik bagi dia,atau jangan jangan Andi ini....
Memikirkan itu membuat aku bergidik,aduh kenapa aku jadi suudzon sama Dia,kata Pak Ustadz berprasangka buruk itu ga baik,cepat cepat aku usir segala prasangka itu dengan tendangan tanpa bayangan,eh dengan segera maksudnya.Besuk Aku berencana untuk menemui temanku yang aneh itu menanyakan alasan dia tidak menerima salah satu anita yang sudah jelas menyukainya.

Siang itu sepulang Sekolah Aku segeran menemui Andi aku ingin segera tahu alasan kenapa ia begitu saja mengabaikan seorang yang secantik itu tapi,apa jawaban Andi saat Aku tanya

''Pertanyaanmu aneh Tok,masa hal seperti itu kamu tidak tahu jawabannya''kata Andi sambil tersenyum

“Aneh gimana Ndi?kamu tuh yang aneh ditaksir cewek secantik Retna kamu tolak''jawabku setengah mendongkol karena yang ditanya gimana jawabnya gimana.

''Jangan marah Tok,bukankah Agamamu Islam,iya toh''tanyanya mengabaikanku yang tengah marah

''Iya,Aku Islam Ndi,tapi apa hubunganya coba?''

''Lho hubunganya kan sangat erat tok,bukankah dalam Islam ada larangan mendekati zina,mendekati saja dilarang apalagi menjalani''lanjut Andi dengan gaya kayak Ustad jempolan

''Iya,Ndi aku tahu tapi,kan kalau cuma pacaran Aku percaya kalau orang model kayak kamu ga bakal begituan dalam pacaran''Aku masih mencoba berargumen

''Kamu itu tok,jangan menilai Aku terlalu tinggi,Aku ni hanya manusia biasa kayak Kamu,dan lagi Ndi caramu mendefinisikan arti kata zina kurang tepat''

''Kurang tepat gimana?zina itu khan...itu Ndi tahu sendirilah maksudku''balasku masih tak mau kalah

''Gini,Tok.zina itu kan bukan banyak macamnya,zina mata dengan melihat hal yang jelek jelek,zina telinga mendengarkan yang jelek jelek dan...''

''Maksudmu kalau kita melihat orang jelek termasuk zina gitu?''aku memotong ucapan Andi secepat aku memotong jalan dan nyaris ditabrak Ibu ibu dari pasar tempo hari.
''Hehe bukan gitu Tok,maksudku zina mata tuh dengan melihat aurat Wanita,zina telinga tuh mendengarkan suara yang memicu kita berfikir jorok,buka lagi deh buku agama lu Tok,jangan cuma baca cerita silat mulu''kata Andi menjelaskan sambil sekalian berseloroh

Aku terdiam,dalam hati membenarkan semua yang dikatakan Andi.Sekarang Aku jadi tahu kenapa Andi tidak mau memanfaatkan kesempatan yang sangat baik itu.

“Ooo jadi itu alasan kamu tidak mau pacaran,ndi.tadinya aku kira kamu.....”aku ragu untuk meneruskan tapi,sesaat kemudian lega melihat raut wajah andi yang tidak berubah

“Kamu ini ada ada saja Tok,tentu saja tidak.Kelak kalau sudah waktunya Aku pasti tak akan lari dari cinta,aku akan mencintai dan bertanggung jawab pada yang aku cintai dan tentu,tentu saja  yang aku  cintai wanita”jawab Andi seraya tersenyum.

Aku manggut manggut mendengar jawaban Andi yang singkat padat dan jelas itu,pintar sekali caranya menjelaskan,tidak terlihat menggurui tapi,mudah masuk ke hati.

Kamipun segera pulang,Andi harus berjalan ke dekat Kantor Agraria Wonogiri untuk kemudian naik Bus ke arah timur,sementara Aku cukup jalan kaki saja karena aku kost di dekat sekolahku,Smk Muhammadiyah 4 Wonogiri.

Sepanjang jalan Aku merenung tentang pembicaraanku dengan Andi tadi,yah pacaran memang hal yang sulit dihindari dijaman ini,pergaulan yang semakin bebas dan banyaknya Hp semakin mempermudah Muda Mudi untuk berpacaran.

Kata Orang,kalau pacaran akan mebuat kita lebih semangat dalam belajar,ada yang memotivasi,begitu katanya.Entahlah apakah itu benar atau tidak tapi,menurut pengalamanku dulu,bukannya Aku jadi semangat belajar tapi justru malas,karena Aku lebih senang mendengarkan suaranya yang merdu daripada mengajak membahas pelajaran,rasanya dunia milik berdua sementara orang lainnya ngontrak,memang indah sih awalnya tapi,ujung ujungnya diputusin menjelang ujian semester walhasil nilaku jadi jeblok karena semangat yang hilang entah kemana.

Yah begitulah yang Aku dapatkan dari pacaran,waktu tersita untuk Si Dia seorang kalau saja waktuku dulu Aku gunakan untuk belajar pasti tak kan kuraih nilai kursi terbalik itu.
Mungkin memang benar yang diomongkan Andi,usia sekolah belum tidak perlu mencari cinta toh kalau sudah dewasa pasti akan bertemu jodoh juga asal berusaha,hanya masalah waktu saja sebelum masa itu datang dan kelak Aku pasti akan menyesal kalau saat remaja aku tidak melakukan hal yang berguna.Akupun segera pulang dengan perasaan lega.