Selepas Desa slogoretno perjalanan tak
mengalami hambatan apapun apalagi hujan sudah benar benar reda sekarang,anak
muda itu berhenti sebentar melepaskan jas hujan,melipatnya,kemudian dijepitkan
pada tempat didekat kemudi,setelah selesai dijalankan motornya dengan kecepatan
sedang,jalanan agak sepi mungkin orang malas keluar sesudah hujan.
Tak lama motor itu sudah
hampir sampai di Jatipurno,anak muda ini sejenak berpikir akan mengambil jalur
alternatif atau jalur utama,kalau yang pertama ia tinggal lurus saja sampai
jatipuro kemudian belok kiri,sementara yang kedua ia harus belok kiri,setelah sampai Jatisrono tinggal lurus
saja mengikuti jalan raya.setelah memikirkan untung ruginya ia memutuskan
mengambil arah kiri soalnya kata temannya yang dari Wonogiri lewat jalur
alternatif selain banyak tanjakan tinggi juga kondisi jalanan yang berlubang.
Jalanan kali ini lumayan
bagus hingga ia berani menambah kecepatan motornya,empat
puluh,limapuluh,enampuluh kilometer perjam kecepatan favoritnya tidak terlalu
cepat dan tidak terlalu lambat.memasuki Jatisrono jalanan sudah bertambah
ramai,ia harus lebih berkonsentrasi lagi dengan jalanan didepannya,memasuki
pertigaan disebelah selatan masjid ia berhenti sebentar,tengok kiri
kanan,setelah aman mengambil arah kekiri kemudian lurus dan menambah
kecepatan,ia ingin segera sampai lagipula keadaan aspal sudah agak kering.
Dari jatisrono sampai Sidoharjo banyak sekali
tikungan tajam,jalanan juga lumayan ramai hingga ia tak berani mendahului kalau
tidak yakin jalanan didepannya kosong,soalnya astrea grand bukan jenis
kendaraan yang bisa melaju kencang.
Memasuki wilayah Sidoharjo ia bisa menarik
nafas lega,jalanan sudah tak begitu banyak tikungan dan lebih lebar,ia bisa
agak rilek dan menikmati perjalanannya dengan tenang,dari sini tak ada yang
menarik diceritakan,dikiri kana jalan hanyalah perumahan warga dan deretan kios
saja,sesekali melintas di dekat persawahan,tapi tak seindah sawah didesanya.
Memasuki Ngadirojo jalanan
didominasi dengan trek lurus,hanya saja kendaraan sangat ramai,tapi tak
masalah,anak muda ini tak berminat untuk balapan atau mengail top speed karena
ia sudah tahu paling batas maksimal kecepatan motornya seretus kilometer
perjam,itupun bunyi mesin sudah kepayahan.lewat sedikit dari pasar ngadirojo
terdapat balai latihan kerja,ia ingat dulu ia pernah kursus disana selama
beberapa bulan mengambil jenis ketrampilan servis handphone,dari sini sampai
wonogiri tak ada yang menarik diceritakan.
Akhirnya sampailah ia
diwonogiri,tempat dahulu tiga tahun belajar di SMK MUHAMMADIYAH 4 WONOGIRI,dulu
ia mengambil jurusan elektronika komunikasi,tak berapa lama sampailah ia di
dekat jembatan pokoh,tinggal lurus melewati SMA NEGERI 1 WONOGIRI,lurus
sebentar belok kanan melewati kantor agraria dan sampailah ia dirumah
sahabatnya,hasim.selesai.