anak muda itu mendesah resah,ia
menyesali ketidakmampuannya melakukan sesuatu untuk menolong orang itu.Jujur ia
ingin menolongnya kalau tidak ingat ia bisa menjadi korban sia sia,melawan
begitu banyak orang dengan tanpa persiapan yang cukup sama saja dengan bunuh
diri.Ia bukan siapa siapanya hanya saja ia tidak tega melihat lelaki itu
dianiaya oleh kelompok itu karena alasan yang menurut anak muda ini tidak
pantas,hanya karena wanita yang dicintai anggota kelompok itu menyukai orang
lain dijadikan alasan untuk berbuat memukuli orang,sungguh perbuatan yang tidak
patut.Dari kejauhan ia melihat ketika orang itu dipikuli tak ada orang yamg
menolong meski banyak yang lalu lalang,mereka berpura pura tidak tahu agar tak
terlibat dalam urusan itu,manusia macam apa yang membiarkan sesamanya dianiaya
didepan mata,tanpa alasan yang benar.
Anak muda itu menggeretakkan giginya
untuk meluapkan kejengkelannya,ah sudahlah aku akan menolongnya meski agak
terlambat.
Bergegas diikutinya arah orang orang
itu menyeret lelaki malang itu yang sudah nampak kepayahan.Menghadapi orang
beringas sebanyak itu harus menggunakan otak agar tidak konyol,ia memutuskan
membuntuti saja dan menunggu mereka lengah,mudah mudahan hati mereka tak cukup
kejam untuk melakukan tindakan yang lebih jauh.
Rupanya mereka membawanya ke sebuah
kebun kosong,entah apa yang akan dilakukan ia tidak tahu karena jarak cukup
jauh,ia hanya mendengar salah seorang mengatakan tali sambil menunjuk tiang
disampig rumah kosong,mungkin mereka akan mengikatnya untuk memaksakan
sesuatu.Anak muda ini berjalan hati hati,mengendap endap diantara semak semak
sambil berusaha agar tidak menimbulkan suara,agar lima orang preman bertato itu
tidak mendengar langkahnya,entah mengapa cinta bisa membutakan sampai sejauh
itu,padahal belum tentu kalau mislnya lelaki itu tidak ada sang wanita akan
membalas cintanya,mana ada wanita baik baik mau dengan lelaki tak berperasaan
itu.
Memasuki sebuah halaman kosong,salah
seorang yang mungkin merupakan pimpinan anggota itu memerintahkan salah seorang
mengambil tali sementara tiga orang yang lain memegangi pria malang itu agar tidak melarikan diri,dia
sendiri segera duduk di bangku tua sambil menyulut rokok.
Dari tempat persembunyiannya anak
muda itu menyaksikan semua itu,ia berharap mereka segera lengah agar ia dapat
mengendap endap dan menolong orang itu sampai lama ia menunggu kesempatan itu
tak kunjung datang,ia sudah mulai bimbang apakah akan ditinggalkan saja dan
melanjutkan perjalanannya ke wonogiri.Ia tadi hanya menambal ban motornya yang
bocor saja ketika tak sengaja melihat kejadian itu,ia ingin menghindar saja
agar tak terlibat masalah tapi,naluri kemanusiaannya tersentuh hingga ia
melakukan tindakan untung untungan ini.
Ia hanya sekedar lewat,tak ada
seorangpun yang dikenalnya dikota ini,kalau ada apa apa ia sangsi apakah ada
yang mau membantunya,ah sudahlah kalau ia memikirkan itu maka ia sudah pasti
akan mengurungkan niatnya,ia membulatkan tekat untuk menolong orang itu.
Gerombolan preman bertato itu mulai
mengikat orang itu,sementara pemimpinnya berkacak pinggang sambil memaki,ia
mengatakan kalau ini pelajaran bagi orang yang mendekati wanita yang
dicintainya,lelaki malang itu mengatakan kalau wanita itu yang mengejar
ngejarnya tapi si preman tidak mau tahu,ia menempeleng lelaki malang itu
sebagai jawaban.
Baginya wanita itu adalah miliknya
tak ada orang lain yang boleh mendekatinya dengan apapun,kasihan lelaki malang ini ia tidak
tahu apa apa tapi mendapatkan perlakuan seperti ini,apa ia bisa melarang orang
suka padanya?ia menunduk,ia sudah mencoba melawan tadi tapi sia sia jumlah
mereka terlalu banyak,ia berdoa semoga ada yang menolongnya,hanya saja ia ragu
siapakah yang akan melakukan tindakan bodoh menyelamatkannya dari tangan
anggota Geng Madat yang terkenal kejam dan tak berperasaan itu?ia menunduk dan
pasrah,ia tak berdaya untuk melakukan apapun hanya pasrah menunggu akibat
paling buruk yang mungkin diterimanya.
Merasa kalau lelaki itu tak mungkin
kabur geng Madat,meninggalkannya terikat sendirian,lagipula mana ada yang mau
menolong orang itu,kalaupun ada berarti Cuma cari mati saja.begitulah pikiran
mereka,kelengahan kadang membawa pada kerugian fatal,begitu pula dengan geng
Madat,ketika mereka merasa aman dan masuk ke rumah kososng untuk pesta minuman
keras anak muda yang tadi bersembunyi tampak mengendap endap menghampri tiang
itu dan segera melepasan tali yang mengikat laki laki itu kemudian memapahnya
pergi.
Anak muda itu memapah sambil memberi
isyarat agar laki laki itu diam,setelah jarak sudah jauh laki laki itu
mengucapkan terimaksih beruang ulang,matanya basah karena terharu,dijaman ini rupanya masih menyisakan
orang baik yang mau menolongnya padahal resikonya sangat besar,anak muda itu
mengangguk pelan kemudaian berjalan kembali sambil memapah orang itu,ia was was
kalau setelah anggota geng itu menyadari tawanannya sudah lepas akan buru buru
mengejarnya.
Ia menyembunyikan lelaki itu dibalik
pohon kemudian mengambil motor yang tadi ditambalnya,setelah membayar biaya
tambal ban ia segera mengarahkan motornya untuk menjemput laki laki itu,ia
harus bergerak cepat.
Setelah laki laki itu naik ia segera
menjalankan motornya ke kantor polisi,ia
mengatakan pada lelaki yang ternyata bernama Asri kalau ia hanya bisa membantu
sebatas ini saja,asril mengangguk dan berkata kalau hal yang dilakukan anak
muda itu sudah terlalu cukup,kalau dia tidak datang ia tak tahu pa yang akan
terjadi dengan dirinya.
Anak muda itu menurunkan Asril
didepan gerbang kantor polisi dan langsung melanjutkan perjalanan ke wonogiri
agar kawanan preman itu tak sempat mengenalinya.