Jumat, 13 Juni 2014

Cerpen.Lelaki Pemberani

anak muda itu mendesah resah,ia menyesali ketidakmampuannya melakukan sesuatu untuk menolong orang itu.Jujur ia ingin menolongnya kalau tidak ingat ia bisa menjadi korban sia sia,melawan begitu banyak orang dengan tanpa persiapan yang cukup sama saja dengan bunuh diri.Ia bukan siapa siapanya hanya saja ia tidak tega melihat lelaki itu dianiaya oleh kelompok itu karena alasan yang menurut anak muda ini tidak pantas,hanya karena wanita yang dicintai anggota kelompok itu menyukai orang lain dijadikan alasan untuk berbuat memukuli orang,sungguh perbuatan yang tidak patut.Dari kejauhan ia melihat ketika orang itu dipikuli tak ada orang yamg menolong meski banyak yang lalu lalang,mereka berpura pura tidak tahu agar tak terlibat dalam urusan itu,manusia macam apa yang membiarkan sesamanya dianiaya didepan mata,tanpa alasan yang benar.

Anak muda itu menggeretakkan giginya untuk meluapkan kejengkelannya,ah sudahlah aku akan menolongnya meski agak terlambat.

Bergegas diikutinya arah orang orang itu menyeret lelaki malang itu yang sudah nampak kepayahan.Menghadapi orang beringas sebanyak itu harus menggunakan otak agar tidak konyol,ia memutuskan membuntuti saja dan menunggu mereka lengah,mudah mudahan hati mereka tak cukup kejam untuk melakukan tindakan yang lebih jauh.

Rupanya mereka membawanya ke sebuah kebun kosong,entah apa yang akan dilakukan ia tidak tahu karena jarak cukup jauh,ia hanya mendengar salah seorang mengatakan tali sambil menunjuk tiang disampig rumah kosong,mungkin mereka akan mengikatnya untuk memaksakan sesuatu.Anak muda ini berjalan hati hati,mengendap endap diantara semak semak sambil berusaha agar tidak menimbulkan suara,agar lima orang preman bertato itu tidak mendengar langkahnya,entah mengapa cinta bisa membutakan sampai sejauh itu,padahal belum tentu kalau mislnya lelaki itu tidak ada sang wanita akan membalas cintanya,mana ada wanita baik baik mau dengan lelaki tak berperasaan itu.

Memasuki sebuah halaman kosong,salah seorang yang mungkin merupakan pimpinan anggota itu memerintahkan salah seorang mengambil tali sementara tiga orang yang lain memegangi  pria malang itu agar tidak melarikan diri,dia sendiri segera duduk di bangku tua sambil menyulut rokok.

Dari tempat persembunyiannya anak muda itu menyaksikan semua itu,ia berharap mereka segera lengah agar ia dapat mengendap endap dan menolong orang itu sampai lama ia menunggu kesempatan itu tak kunjung datang,ia sudah mulai bimbang apakah akan ditinggalkan saja dan melanjutkan perjalanannya ke wonogiri.Ia tadi hanya menambal ban motornya yang bocor saja ketika tak sengaja melihat kejadian itu,ia ingin menghindar saja agar tak terlibat masalah tapi,naluri kemanusiaannya tersentuh hingga ia melakukan tindakan untung untungan ini.

Ia hanya sekedar lewat,tak ada seorangpun yang dikenalnya dikota ini,kalau ada apa apa ia sangsi apakah ada yang mau membantunya,ah sudahlah kalau ia memikirkan itu maka ia sudah pasti akan mengurungkan niatnya,ia membulatkan tekat untuk menolong orang itu.

Gerombolan preman bertato itu mulai mengikat orang itu,sementara pemimpinnya berkacak pinggang sambil memaki,ia mengatakan kalau ini pelajaran bagi orang yang mendekati wanita yang dicintainya,lelaki malang itu mengatakan kalau wanita itu yang mengejar ngejarnya tapi si preman tidak mau tahu,ia menempeleng lelaki malang itu sebagai jawaban.

Baginya wanita itu adalah miliknya tak ada orang lain yang boleh mendekatinya dengan  apapun,kasihan lelaki malang ini ia tidak tahu apa apa tapi mendapatkan perlakuan seperti ini,apa ia bisa melarang orang suka padanya?ia menunduk,ia sudah mencoba melawan tadi tapi sia sia jumlah mereka terlalu banyak,ia berdoa semoga ada yang menolongnya,hanya saja ia ragu siapakah yang akan melakukan tindakan bodoh menyelamatkannya dari tangan anggota Geng Madat yang terkenal kejam dan tak berperasaan itu?ia menunduk dan pasrah,ia tak berdaya untuk melakukan apapun hanya pasrah menunggu akibat paling buruk yang mungkin diterimanya.

Merasa kalau lelaki itu tak mungkin kabur geng Madat,meninggalkannya terikat sendirian,lagipula mana ada yang mau menolong orang itu,kalaupun ada berarti Cuma cari mati saja.begitulah pikiran mereka,kelengahan kadang membawa pada kerugian fatal,begitu pula dengan geng Madat,ketika mereka merasa aman dan masuk ke rumah kososng untuk pesta minuman keras anak muda yang tadi bersembunyi tampak mengendap endap menghampri tiang itu dan segera melepasan tali yang mengikat laki laki itu kemudian memapahnya pergi.

Anak muda itu memapah sambil memberi isyarat agar laki laki itu diam,setelah jarak sudah jauh laki laki itu mengucapkan terimaksih beruang ulang,matanya basah karena  terharu,dijaman ini rupanya masih menyisakan orang baik yang mau menolongnya padahal resikonya sangat besar,anak muda itu mengangguk pelan kemudaian berjalan kembali sambil memapah orang itu,ia was was kalau setelah anggota geng itu menyadari tawanannya sudah lepas akan buru buru mengejarnya.

Ia menyembunyikan lelaki itu dibalik pohon kemudian mengambil motor yang tadi ditambalnya,setelah membayar biaya tambal ban ia segera mengarahkan motornya untuk menjemput laki laki itu,ia harus bergerak cepat.

Setelah laki laki itu naik ia segera menjalankan  motornya ke kantor polisi,ia mengatakan pada lelaki yang ternyata bernama Asri kalau ia hanya bisa membantu sebatas ini saja,asril mengangguk dan berkata kalau hal yang dilakukan anak muda itu sudah terlalu cukup,kalau dia tidak datang ia tak tahu pa yang akan terjadi dengan dirinya.

Anak muda itu menurunkan Asril didepan gerbang kantor polisi dan langsung melanjutkan perjalanan ke wonogiri agar kawanan preman itu tak sempat mengenalinya.