Minggu, 05 Oktober 2014

Cerita Patah Hati Episode "Nia"

Kalau mengenang kisah cinta yang satu ini kasmin begitu menyesali kebodohannya dahulu,ia mempercayakan rahasia nya pada orang yang hanya inigin menjatuhkannya,Heru.Bukan karena Kasmin ember tentang apa yang dia rasakan,namun karena kepolosannya yang dimanfaatkan oleh Heru yang mungkin tidak suka kalau Kasmin dekat dengan Nia.

Kasmin mengenal Nia setelah patah hati dengan Maya,secara tidak sengaja ia bertemu dengan Nia ketika ia dan temannya pergi ke Gunung Gandul yang berada disebelah barat pasar Wonogiri,ketika itu belum direnovasi,sekarang sudah diperbaharui karena kebakaran.Namun ada juga selentingan yang mangatakan kalau pasar itu sengaja dibakar karena para pedagang menolak  untuk pindah.

Ia sedang mengamati pemandangan kota Wonogiri yang bila  disaksikan dari atas terlihat sempit.Pasar,sekolah,lapangan dan rumah-rumah kelihatan begitu kecil,demikian juga dengan orang-orang yang kelihatan seperti titik kecil yang berjalan.Kalau saja ia mempunyai sayap ingin sekali ia terbang dan mengitari Wonogiri dari atas,kemudian mendarat dilapangan lapangan kabupaten didepan masjid AT-TAQWA,masjid terbesar di Wonogiri,tempat Kasmin biasa shalat duhur setelah sekolah.

Karena ia tak mempunyai sayap maka sebagai gantinya Kasmin membuat pesawat dari kertas yang akan diterbangkannya,siapa tahu ada salah satu yang biasa terbang jauh.Baru saja ia menyelesaikan pesawatnya ketika serombongan gadis melintas,awalnya ia tak begitu memperhatikan sampai pandangannya menatap pada salah satu gadis yang mengenakan baju baju berwarna ungu,kok kayaknya pernah melihat.

Ya,itu seperti Nia,adik temanku didekat tempat aku bekerja.

“Nia ya,?”Tanya Kasmin sedikit ragu

“Iya,kok tahu.Lha Mas siapa”?Nia balik bertanya,rambutnya yang lurus sebahu dipermainkan angin.

“Tahu,aku sering lihat kamu kok waktu dijemput Kakakmu.Aku teman kakakmu yang bekerja di bengkel itu” Kasmin menjelaskan sambil memperhatikan rombongan Nia yang berjumlah empat orang.

“O,gitu.Kok tumben kesini,memang ga kerja,Mas?”Nia bertanya

“Nggak,kok.Kalau hari jumat libur,sudah lama aku tidak kesini jadi kengen dengan pemandangan disini.Nia sendiri ngapain disini?”

“Aku nganterin temanku,Mas yang penasaran dengan Gunung Gandul”jawab Nia.

“Ya udah,silakan berkeiling Nia,hati-hati ya banyak tebing curam jangan dekat-dekat dengan tepian tebing,aku mau kesebelah sana dulu”kasmin agak risih melihat teman –teman Nia berbisik bisik smbil menatap mereka.

Nia kemudian mengajak teman-temannya berkeliling,memang harus hati –hati seperti yang dipesankan Kasmin,soalnya Gunung Gandul adalah Gunung Batu tanpa pagar yang diapit jurang yang dalam,kalau sampai jatuh tak bisa dibayangkan akan jadi apa.

Kasmin kemudian agak menjauh sambil menatap Nia dari kejauhan.Nia anaknya manis,dengan tinggi sekitar seratus enampuluh cm,berambut lurus sebahu dengan wajah oval,caranya berbicara sangat menyenangkan,ceria dan seolah tanpa beban .

Setelah pertemuan itu kasmin berusaha mendapatkan nomor telefon Nia,tapi jarang sekali yang punya meski akhirnya ia mendapatkannya juga dari sahabatnya,Wawan.Itupun harus melalui prosedur dan protokol yang sangat rumit,diiringi sesorah agar jangan mempermainkan Nia.Ah,bagaimana ia akan berni berbuat seperti itu,untuk sms saja sudah grogi.

Setelah mendapatkan nomor itu Kasmin mencoba sms hanya saja tidak dibalas,ia kecewa namun mencoba berbaik sangka,kali saja Nia sedang sibuk.Ia tak berputus asa dan terus menghubungi Nia kalau kira-kira ia sedang istirahat,dan akhirnya usahanya tak sia-sia,Nia membalas smsnya dan minta maaf karena baru membalas sms sekarang.

Setelah itu mereka agak dekat,Kasmin kadang manelfon Nia,mereka membicarakan banyak hal,Kasmin ingat lagu yang dahulu sangat disukai Nia,menjaga hati yang dinyanyikan oleh Yovi Nuno,lagu itulah yang dahulu di requestnya ke radio GIS Wonogiri dan dikirimkan kepada Nia dengan ucapan selamat mendengarkan sambil belajar,ia berharap Nia mendengarkan lagu itu.

Hari berganti,ternyata cinta memang tak selalu berjalan dengan mulus,karena terlalu polos Kasmin menceritakan apa adanya ketika ada yang menanyakan apakah kenal dengan Nia,ia menjawab kalau ia memang kenal,kemudian orang itu berseloroh dan mengajak Kasmin untuk apel bersama sama,katanya orang itu suka dengan Mbak nya Nia.Kasmin mengatakan kalau ia dan Nia hanya teman saja,namun orang itu tidak percaya,Kasmin ngotot mengatakan itu karena ia takut kalau Nia mendengar ia mengaku ngaku lebih dari teman Nia akan marah,siapa tahu Nia sudah punya pacar.

Namun orang itu hanya tertawa saja dan segera menaiki motornya kemudaian berlalu,Kasmin merasa tidak enak ia merasa ada sesuatu yang akan diperbuat orang itu,ia kemudian melanjutkan pekerjaannya.

Setelah kejadian itu Nia mengembalikan buku puisi buatannya yang dulu ia berikan,buku itu diantarkan oleh adiknya tanpa ada pesan apa-apa,ia menerimanya dengan perasaan campur aduk,ada apa ini kenap dikembalikan,Kasmin berterimakasih kemudian gadis kecil itu berlalu.

Kasmin bermaksud menanyakan kenapa sikap Nia berubah,namun telefon nya tidak diangkat,demikian juga dengan sms yang ia kirimkan tak  pernah mendapatkan balasan,ada apa ini kenapa ia begitu saja berubah?

Kasmin manaruh curiga jangan-jangan orang itulah yang menyebarkan berita yang tidak-tidak hingga Nia salah paham,namun ia tak bisa apa-apa,Nia sudah terlanjur membencinya entah karena alasan apa.Ketika tak sengaja berpapasan sikap Nia pun kelihatan dingin,pernah Kasmin mencoba meminta maaf dengan cara datang ke kost nya yang berada di Wonokarto hanya saja sampai gerbang keberaniannya pupus,ia tak berani bertemu dengan Nia,bagaimana kalau ia membenciku,apakah ini tidak akan menambah perasaannya menjadi semakin membenciku?,Kasmin menaiki motornya kemudian pulang.

Kasmin menyesali hal ini,menyesali kisah cintanya yang selalu kandas,bahkan kali ini sebelum ia sempat memulainya,namun setidaknya ini memberikan pelajaran pada kasmin kalau tidak semua orang baik,dan ia bisa memilih diam kalau ia tak ingin menjawab pertanyaan yang menyangkut cinta.

Beberapa tahun kemudian Kasmin menemukan Nia di dunia maya,ia memberanikan diri menyapa namun tak mendapat jawaban,Kasmin mengambil kesimpulan kalau Nia tak ingin diganggu,ia menghormati meputusan Nia,dan menerima ini sebagai sebuah pengalaman hidup yang sangat malah agar ia tak mudah percaya pada orang.