Minggu, 13 Juli 2014

Angan Disenja Hari

Senja di Desaku,suasana sunyi hanya suara jengkerik yang menyanyikan lagu mengiringi kegelisahanku disini.Aku duduk diatas batang pohon tumbang menghadap hamparan pesawahan yang membujur sepanjang bukit,bertingkat seperti anak tangga kalau dilihat dari jauh.Seperti itulah gambaran sawah didesaku,keindahan sawahnya menjadi hiburan tersendiri.

Sejenak kualihkan pandangan pada pohon cengkeh yang banyak terdapat disini,dimana banyak petani di desaku menjadikannya sebagai harapan utama karena harganya yang lumayan mahal,saat ini sudah mencapai Rp.44.000 per kilogramnya,hanya saja terkadang tak selalu berbuah tiap tahun.

Hari ini aku gelisah memikirkan bagaimana caraku bisa membangun desaku,selama ini aku dan banyak di desa ini lebih memilih untyuk mencari uang dengan cara merantau kepulau lain karena memang menjanjikan banya rupiah,tak seperti didesa kami.Selama ini aku bukannya tak pernah memikirkan bagaimana cara memajukan desaku hanya saja,sampai lelah aku berfikir belum juga menemukan cara,aku sudah pernah mencoba demikian juga dengan salah seorang temanku hanya saja belum ada yang bisa berkembang.

Entah kapan aku bisa membangun desaku,mengembangkan potensi desa dan masyarakatnya agar mendapatkan tambahan penghasilan yang lebih,tak Cuma mengandalkan dari buruh tani yang tak tentu.Keadaan desa kami memang agak jauh dari jalan utama letaknya yang duijung kecamatan menjadikan daerah ini jarang dilirik orang,paling kalau ada Cuma pedagang yang menjajakan keperluan sehari hari saja.Eh iya,ada juga pihak yang mencoba menanamkan modal dengan mengajak petani bekerja sama,mereka memberikan bibit karet dan pupuk sementara petani menyediakan lahan dengan kontrak duapuluh tahun,namun sejauh ini belum ada yang membuahkan hasil,pohon karet itu pertumbuhannya sangat lambat,entah siapa yang akan rugi nantinya apakah pihak petani atau pihak perusahaan.


Okelah ini dulu cerita dari ujung timur wonogiri ya,sobat.mungkin besuk ada cerita lain yang lebih menarik.