Kamis, 18 Desember 2014

Belajar Menulis Dimalam Jumat

Kamar itu berukuran tiga kali tiga meter dengan dinding yang terbuat dari papan,disana sini terdapat noda pada permukaan kayu yang tidak di cat,di pojok kiri terdapat lemari pakaian yang mirip dengan rak buku,baju baju digantung dan sebagian ada yang dibiarkan berserakan di kasur tipis berwarna biru kusam.

Kalender dari pembagian partai saat pemilu kemarin tampak menempel di dinding menghadap ke pintu masuk yang dilengkapi dengan kunci sederhana,karpet ruangan berwarna biru kotak kotak dipasang di separuh ruangan,sementara yang separuh lagi berwarna biru muda dengan motif seperti keramik.

Tak banyak yang terdapat dalam ruangan itu,selain lemari seperti yang dijelaskan diatas,hanya ada kipas angin kecil dan satu buah laptop yang ditaruh diatas menja kecil menghadap dinding,disamping laptop terdapat alat ukur digital yang bisanya dipakai oleh teknisi elektronik.

Kali ini aku bingung hendak menulis apa,jadinya aku mencoba meniru cara penulis dalam menggambarkan suatu ruangan,tapi nampaknya aku tak terlalu berhasil,aku kesulitan untuk menjelaskan lagi secara lebih detail tentang sebuah ruangan,ternyata menceritakan sesuatu itu tak semudah yang dibayangkan,kita perlu banyak banyak berlatih agar lancar dalam menggambarkan suatu hal,ini menjadi tantangan tersendiri dari seorang penulis pemula sepertiku.

Aku jadi makin kagum dengan mereka yang bisa menghasilkan banyak buku,tentunya itu dicapai dengan kerja keras dan proses belajar yang panjang,hingga tercipta sebuah karya yang menarik dan enak dibaca.


Kali ini ceritaku singkat saja,ada bacaan yang belum aku selesaikan,cerita silat karangan bastian tito yang dulu sempat di filmkan,Wiro Sableng.