Senin, 09 September 2013

Cerpen:Pak Ahmad

Lelaki umur tiga puluh limaan itu bernama pak Ahmad pagi itu ia berjalan bersama istri dan anak nya didekat Alas kethu Wonogiri,ia berasal dari Lampung mungkin karena capek ia mengajak anak istrinya istirahat dipinggir jalan,sementara anaknya yang berumur empat tahun berpegangan pada ibunya yang masih nampak cantik meski menyembunyikan kelelahan karena perjalanan jauh,ia berselisih dua tahun dari suaminya.

“Capek bu?kata pak ahmad sambil menyentuh tagan istrinya

“Tidak,pak.Tapi si Riyan dari tadi minta dibelikan makanan,bagaimana pak apakah uang kita cukup untuk membeli makanan?”

“Kalau untuk membeli satu porsi makanan untuk Riyan cukup bu,tapi bagaimana denganmu nanti?”kata pak 
Ahmad sambil memperhatikan istrinya dengan sayang,wanita yang sudah enam tahun setia mendampinginya.

"Tidak apa apa pak,ibu belum lapar kok”kata istrinya pelan.

Pak Ahmad menunduk,ia tahu istrinya lapar hanya saja tak mau mengatakan khawatir kalau akan menambah fikirannya,kalau saja ia tidak terlalu percaya pada pak Andrea yang menjanjikan uang tiga puluh juta untuk pekerjaan tiga bulan mungkin ia dan anak istrinya tak perlu terlunta lunta begini.

Pak Andrea memberikan uang muka tigajuta rupiah katanya sisanya akan ia penuhi kalau pekerjaan merenovasi rumah sudah selesai,tapi sekarang orangnya justru hilang entah kemana.Saat dijakarta ia mendapat informasi kalau Pak Andrea ada disurabaya di kantor cabang disana,ia tak tega meninggalkan anak istrinya dijakarta karena disana mereka tidak punya kenalan jadi dibawalah mereka kesana.

Begitu sampai disana ternyata Pak Andrea tak ada,kata orang yang ia temui disana ia sudah berangkat ke Ponorogo untuk suatu urusan ia hanya dikasih sebuah alamat dan disuruh mencari kesana,ia tak membawa bekal banyak kira kira hanya cukup untuk ongkos ke Ponorogo saja.Akhirnya bertiga mereka kesana dengan harapan akan mendapatkan sisa pembayaran.

Tapi begitu sampai di Ponorogo ia tak bisa menemukan orangnya.Akhirnya ia memutuskan kembali ke lampung saja dari pada mencari orang yang belum tentu bisa ditemukan,satu satunya hp yang ia punya dijual untuk biaya transportasai dan membeli makanan,namun apa daya diterminal Ponorogo ia justru kecopetan,akhirnya ia datang kekantor polisi terdekat untuk melaporkan kejadian itu,ia dibuatkan surat keterangan tidak punya uang agar ia bisa mendapatkan tumpangan gratis sampai ke lampung,namun akhirnya ia diturunkan di terminal wonogiri karena bus itu tidak mau membawa mereka lebih jauh lagi,nanti rugi katanya.Pak Ahmad hanya bisa pasrah karena tidak tahu arah ia berjalan ke selatan hingga sampailah ia di Alas kethu

“Pak,dimana kita bisa menemukan kedai nasi,ini si Riyan kelihatannya lapar sekali”

“Kita berjalan terus saja bu siapa tahu didepan ada yang jual”

Kemudian mereka berjalan terus namun tidak menemukan kedai nasi,yang ada hanya warung bakso disebelah kiri jalan.Dengan uang depuluh ribu rupiah yang tersisa Pak Ahmad membeli bakso untuk anaknya,mereka menunggui anaknya makan mengabaikan diri mereka yang sebetulnya memerlukan makanan,tak apalah yang penting si Riyan bisa makan.

“Bu,sudah adzan luhur ayo kita sholat dahulu kelihatannya didepan ada masjid”Pak Ahmad mengamit istrinya yang segera menyuruh Riyan menghabiskan makanannya.
Tak berapa lama kemudian Pak ahmad sampai disebuah masjid kecil,Masjid AL –HIKMAH,Salak.Rupanya nama desa ini salak,batin Pak Ahmad yang segera teringat kebun salaknya di lampung sana,ia semakin rindu rumahnya.Selesai shalat mereka istirahat di emperan masjid sementara Riyan nampak terlelap dipangkuan ibunya,anak itu pasti kelelahan.Di pandanginya wajah istrinya yang dengan pandangan sayang,maafkan aku istriku yang membawamu pada keaadan seperti sekarang ini.

“Pak kelihatannya bapak bukan orang sini?”sebuah suara membuyarkan lamunannya.Seorang pria menyapanya ramah.
Pak Ahmad tersentak kemudian menjawab,”iya.Saya dari lampung pak”

“Dari lampung?kok bisa sampai kesini?”tanya bapak itu ramah.

Kemudian pak Ahmad menceritakan kejadian yang menimpanya,Pak Tri kuncoro mendengarkan dengan serius ceritanya sampai selesai.

“Terus rencana bapak apa sekarang?”

“Entahlah pak saya juga belum tahu”jawab pak ahmad jujur

“Kalau begitu bapak singgah dirumah saya dulu kelihatannya anak dan istri bapak capek sekali”

“iya Pak,terima kasih,tapi apa tidak merepotkan?”

“Tidak apa apa pak,itu rumah saya dekat dibelakang,mari pak”
Pak Ahmad menyuruh istrinya membangunkan Riyan kemudian mereka mengiuti Pak Tri kuncoro kerumahnya

“Mari Pak silakan masuk”

“Iya pak,terimakasih””merekapun kemudian masuk kedalam rumah,Pak Tri menyilakan mereka duduk di ruang tamu,sementara ia segera kedapur menemui istrinya

“Ma,siapkan makan ya Bapak ada tamu”

“Siapa,Pak “

“Orang dari lampung bu,bapak ketemu dimasjid kelihatannya mereka lapar”

“Baiklah pak,tadi Ratna kebetulan masak agak banyak,akan ibu siapkan ya”

Pak Tri kemudian menemui tamunya,mengajak berbincang bincang sementara Bu Esti membawakan minuman untuk mereka tak lama kemudian.

“Ayo,Pak diminum jangan sungkan sungkan anggap saja dirumah sendiri”Pak Tri menyilakan sementara Bu Esti segera kembali kedapur untuk menyiapkan makanan

“Pak kebetulan istri saya sudah selesai memasak,mari pak makan sama sama”

“Terima kasih pak,tapi saya baru saja makan”jawab Pak Ahmad berbohong,ia sangat malu meski sebetulnya lapar

“Ayolah Pak tidak baik menolak rizqi,mari bu,nak Riyan”

“Baiklah pa,maaf sudah merepotkan”

Mereka kemudian makan siang bersama sama pak Ahmad dan istrinya makan sedikit saja  demikian juga dengan anaknya mereka hanya makan secukupnya saja,meski tersedia berbagai menu di meja itu.Setelah makan dan berbincang sejenak Pak Ahmad mohon diri.

“Hati hati dijalan pak semoga tidak ada halangan di jalan”Kata Pak Tri dan istrinyasambil menyalami pak ahmad dan keluarganya,sambil menyelipkan amplop ke tangan pak ahmad

“Aduh,apa ini pak,tidak usah pak kami sudah berterima kasih bapak sudah menjamu kami sekeluarga,saya tidak bisa menerimanya.

“Sudahlah pak terimalah kami khlas kok,mudah mudahan ini bisa sedikit membantu”

“Iya pak terimalah,sekedar buat jajan si Riyan dijalan.

Pak ahmad menerima dengan tangan gemetar,baru kali ini ia menemukan orang yang benar benar baik rata rata tak ada yang mengulurkan tangan justru mala curiga kalau pak ahmad hanya menipu saja,tapi PAK tri kuncoro lain ia tidak curiga bahkan mengajak singgah kerumahnya

Terima kasih ya allah kau telah mempertemukan aku dengan beliau,kata pak ahmad dalam hati dengan mata berkaca kaca,akhirnya kami bisa pulang ke lampung katanya bahagia

epilog
Pak ahmad dan istrinya akhirnya sampai kelampung dengan selamat,kemudian memulai kembali usaha yang dahulu ditekuninya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Berkomentar