Minggu, 10 Januari 2016

Menyikapi Krisan Pada Tulisan Kita

Pernah dapat krisan yang isinya menyakitkan? kalau saya sering, mungkin karena kualitas tulisanku di bawah rata-rata kali ya hehe. Bahkan kalau boleh cerita dalam kehidupan sehari-hari lebih sering, bukan cuma krisan malah tapi penolakan dalam percintaan tentunya, kalau di total mungkin lebih dari sepuluh kali, sedihkah saya? pasti.

Sori malah curhat, kembali ke topik ya. Mereka bilang tulisanku jelek tak layak ada dalam dunia persilatan eh penulisan, katanya caraku bercerita bikin pusing, bikin nangis ( nangis karena tak bisa dicerna) dan segepok krisan yang lain. Terus apakah aku kecewa, sedih? tentu saja tapi tak lantas semua itu menciutkan nyaliku untuk menulis lagi.

Aku menjadikan krisan sebagai bahan untuk memperbaiki tulisan biasanya orang yang ngasih krisan malah mereka yang membaca dari awal hingga akhir lho, singkatnya mereka meluangkan waktu untuk karya kita dan apa artinya? mereka peduli sama kita! yey asik kan, jadi kenapa sedih dapat krisan harusnya bangga karena tulisan kita dibaca orang. Jadi jangan takut dapat krisan ya, santai saja dan terus berkarya tapi jangan lupa terus belajar dan memperbaiki tulisan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Berkomentar