Ia masih sempat mangerem
ketika dari atas jalan tiba tiba tanah longsor hingga menutupi separuh
jalan,kalau saja ia terlambat mengerem maka sudah hampir bisa dipastikan kalau
dia bersama motornya akan tertimbun tanah,ia mengucap hamdalah kemudian melanjutkan
perjalanan melewati bagian jalan yang masih bisa dilewati,kejadian tadi sama
sekali tidak membuatnya cemas atau takut,ia sudah terlalu sering menghadapi
bahaya hingga kejadian seperti ini tak menimbulkan kesan apapun dihatinya.
Setelah melewati tanjakan
sampailah ia didesa kembang yang menjadi induk padukuhannya,entah kenapa
dinamakan kembang padahal selama duapuluh enam tahun ia hidup di desa tak
pernah menjumpai banyak bunga paling adanya cuma sebagian kecil yang ditanam
oleh anak anak gadis,atau jangan jangan karena banyak anak gadis yang cantik
jelita didesa itu makanya dinamakan demikian,entahlah anak muda itu tak
berminat mencari tahu asal muasal nama desa,ia kini berkonsentrasi pada jalanan
didepannya yang berlobang disana sini karena aspal sudah rusak dan tidak
diperbaiki,entah menjadi tanggung siapa perawatan jalan itu.
Hujan masih turun dengan
lebat hingga ia sesekali harus menyeka kaca helm dengan tangan kiri agar bisa
melihat lebih jelas,tak lama ia sudah memasuki desa miri,lagi lagi nama desa yang
lumayan mengusik hati,kenapa dinamakan miri padahal hampir tak ada pohon kemiri
didesa itu,entahlah satu lagi pertanyaan yang tak terjawab,jalanan mulai
menurun sekarang sangat curam hingga ia harus menginjak pedal rem agak keras
agar motornya berjalan lambat,perlu konsentrasi lebih dijalan ini soalnya
selain berlubang juga terdapat kerikil kecil bekas aspal rusak yang berserakan
dijalanan,setelah melewati jalanan menurun ia kemudian sampai di area
persawahan,kalau saja tidak sedang hujan maka pemandangannya akan sangat bagus
karena kebetulan sawahnya sedang menguning,melihat hamparan sawah disampingnya
anak muda ini jadi teringat dengan lukisan sawah waktu masih kecil,indah dan
membuat hati tentram,seperti itu jugalah rasanya kalau saat senja ia duduk meyaksikan
hamparan sawah ketika hatinya galau.
Hujan mulai reda,tinggal
menyisakan gerimis kecil namun masih cukup untuk membuat baju asah seandainya
tidak memakai jas hujan,dipercepat jalannya karena dari sini jalanan sudah
cukup mudah dilewati.bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Berkomentar