Entah
mengapa kali ini aku ingin menuliskan sesuatu,aku kangen membaca karya bang
Fahri Asiza.Aku sungguh terkesan dengan caranya bercerita,bahkan terkadang aku
membayangkan kalau akulah sang tokoh utama dalam cerita itu.
Ray,biarkan
semua berlalu adalah awal aku berkenalan dengan karya bang Fahri,ceritanya
remaja banget,aku yang dahulu sangat menyukai sepeda motor dan cerita
petualangan seakan menemukan emas berkilo-kilo.
Waktu
itu tahun 2004 aku masih ada dikota Padang Sumatera Barat,selepas sekolah
disebuah sekolah kejuruan di Wonogiri aku memang bekerja disana,serabutan,yang
penting aku bisa mendapatkan pengalaman merantau ke pulau lain,bisa melihat
ragam kehidupan yang berbeda.
Aku
sedang diajak jalan- jalan sama seorang temanku waktu itu.Kami membawa becak,lebih
tepatnya temanku yang membawa dan aku duduk didepan,dia mengajakku kesebuah
toko buku yang aku lupa nama tokonya,temanku waktu itu mencari buku karya Aa
Gym karena kebetulan hatinya sedang risau memikirkan beragam masalah,aku hanya
mengikuti dari belakang sambil ikut melihat lihat koleksi dari toko
tersebut,ada banyak novel disana juga buku-buku keagamaan,aku hanya melihat
sekilas saja karena tak ada yang menarik perhatianku.
Secara
tidak sengaja aku melihat sebuah buku bersampul kuning dengan gambar depannya
seorang anak muda yang sedang memegang helm,menatap tajam berdiri disamping
sebuah motor sport dan seorang gadis berjilbab.
Aku
menjadi tertarik,buku itu aku ambil dan aku perhatikan bagian belakang dimana
tertulis ulasan ceritanya.Ternyata tentang kebut-kebutan motor dan ada kisah
cinta juga antara Ray dengan tokoh wanita Tia.
Judulnya
juga yang membuat aku tertarik,biarkan semua berlalu...pas sekali dengan aku
yang waktu itu sedang patah hati,buku itu aku ambil dan aku bawa ke kasir,kalau
tidak salah dahulu harganya Rp.24.000,- tak masalah meski untuk ukuranku pada
waktu itu tergolong mahal,sesampainya di kontrakan buku itu eh,novel itu aku
buka dan baca,aku langsung menyukainya dan segera menjadi fans tokoh yang
bernama Ray tersebut,karakternya yang setia kawan,jago balap motor,namun tetap
tidak melupakan sholat,dan..ganteng.Aku bahkan bercita cita untuk membeli motor
yang sama seperti yang dipakai Ray,Honda Tiger 2000.
Ceritanya
sangat menarik,tentang bagaimana konflik batin Ray ketika memutuskan berhenti
balap liar,perjumpaannya dengan anak perempuan pengamen yang menasehatinya
namun sayang,anak perempuan itu meninggal tertabrak mobil.Juga tentang hubungan
persahabatan(percintaan)antara Ray dengan Tia yang dikemas dengan halus dan
wajar,mereka berteman meski berbeda jenis,tak ada pergaulan yang berlebihan,semua
berjalan secara halus demikian juga kisah cinta tersamar antara mereka.
Aku demikian
menikmati novel ini,sampai sekarangpun masih ada hanya sayang aku tak bisa
mengambil gambarnya karena saat ini aku di Pekanbaru,Riau sementara bukunya aku
tinggal di kotaku Wonogiri sana.
Itulah
cerita singkatku tentang awal perjumpaanku dengan Ray yang banyak
menginspirasiku untuk menjadi orang yang meski suka naik motor namun tidak
melupakan sholat.
*Gambar diambil dari google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Berkomentar