Hari ini ketika aku duduk di beranda
sambil menatap rintik hujan entah mengapa perasaan rindu padamu begitu saja
hadir. Teringat semua hal yang pernah kita jalani bersama, saat kita bertengkar
karena aku terlalu keras kepala dengan apa yang menurutku benar, aku bertahan
dengan kekonyolan dan keegoisanku, tak pernah aku hiraukan nasihatmu waktu itu agar tak terlalu
menuruti kemauanku sendiri.
Kamu juga marah saat tahu aku
berteman dengan anak Jalan Kenanga itu, menurutmu meski aku tak melakukan apa-apa
aku akan tetap kena getahnya kalau mereka berbuat sesuatu hal yang
merugikan. Mati-matian engkau memintaku untuk menjauhi mereka, tapi sekali lagi
tak aku dengarkan,aku mengatakan padamu kalau aku cukup kuat memegang
prinsipku,aku tak akan terbawa oleh cara mereka,ternyata aku salah, aku tak bisa
bertahan, aku tak sekuat yang aku kira.
Dan kini aku justru menjadi bagian dari
mereka,menghabiskan waktu dengan minum-minum sampai mabuk,menghisap lintingan
terkutuk itu, ah...kalau saja dulu aku turuti katamu tak mungkin aku terjerat
dengan semua ini.
Aku masih ingat perpisahan kita, saat
itu tak sepatah katapun engkau ucapkan padaku, seakan kita menjadi dua manusia
bodoh yang kehilangan kemampuan bicara, hanya diam, kemudian kamu pergi
meninggalkan tatapan kecewa yang tak pernah aku lupakan.
Aku merindukan senyummu, ketika kita
bersama, bercanda dalam suasana yang menyenangkan, jujur aku bahagia.
Alangkah
bodohnya aku yang mengabaikan orang secantik dan sebaik dirimu, aku menyesal
tapi tak ada gunanya. Penyesalan memang
selalu datang terlambat,tapi tidak untuk
sebuah perubahan.
Aku bergeser agar bisa menyentuh
tetesan hujan dengan kedua tanganku yang kurus, aku ingin merasakan kembali
momen itu, ketika kita berjalan berdua diantara derasnya hujan sepulang
sekolah, aku bahagia dulu, saat dekat denganmu, saat menatap senyumanmu yang
bagiku semanis madu.
Dimana engkau sekarang? Aku tak berani
menyebut namamu, takut kalau mereka akan mengejekmu karena pernah dekat dengan
orang sepertiku. Setelah lima tahun tak bertemu aku tak berani menebak seperti
apa dirimu sekarang, takut kalau itu hanya akan menyakitiku, sudah berduakah
dirimu dan menemukan penggantiku?
Aku menggigil memikirkan itu... jujur aku masih
mencintaimu, sangat mencintaimu.
Dulu aku tak pernah memberikan hadiah
apa-apa padamu ketika engkau ulang tahun, kini aku akan memberikannya meski
mungkin bukan sesuatu yang bisa engkau terima.
Dengarlah, aku berjanji akan
memperbaiki hidupku yang aku hancurkan, aku akan meninggalkan barang haram yang
pernah aku pakai meski aku tahu tak mudah,kecanduan ini nyaris membuatku
gila,aku pasti akan sembuh dan menata hidupku lagi,itu janjiku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Berkomentar