Orang banyak mengatakan kalau wonogiri itu identik dengan
gaplek,tahu bukan apa itu gaplek?gaplek adalah singkong yang dikupas kemudian
dijemur hingga menjadi kering,setelah ngomongin masalah gaplek
maka selanjutnya tak akan jauh dari nasi tiwul,nasi yang dibuat dari gaplek
yang diolah menjadi tepung,prosesnya bisa dengan cara lama,ditumbuk menggunakan alat tradisional atau digiling menggunakan mesin.
Nasi ini mempunyai rasa yang khas dan
enak,apalagi kalau digoreng dan dijadikan sarapan pagi dengan lauk ikan asin,hmmmm,rasanya sungguh nikmat,maaf aku tak bisa menyertakan foto nasi tiwul dari
daerahku soalnya saat ini aku merantau di Pekanbaru,nanti deh kalau aku sudah
kembali ke Desaku yang tercinta aku akan membagikan foto untuk kalian
semua.Sekarang bayangin saja rasanya nasi tiwul itu sambil menghayalkan diri
kalian makan diantara hijaunya sawah dan sejuknya udara pedesaan.
Sebenarnya hidup didesa itu sangat menyenangkan,alam yang
asri,masyarakat yang jujur dan ramah,suasana kekeluargaan yang kental membuat
orang yang tinggal disana merasakan ketenangan yang tak didapatkan dari
kehidupan dikota yang penuh dengan polusi dan padatnya aktivitas.
Hanya saja di
desa agak sulit mendapatkan uang,mereka yanng menggantungkan hidupnya seratus
persen dari pertanian jarang yang bisa membeli ini itu,kecuali orang –orang
tertentu yang memiliki sawah luas atau tanaman tertentu yang harga jualnya
cukup tinggi,bukan padi lho ya tapi cengkeh,hanya saja cengkeh hanya berbuah
satu kali dalam setahun.
Namun umumnya masyarakat didesaku hidup dalam
kesederhanaan,sawah yang dikelola hanya cukup untuk menopang kehidupan harian
saja,tidak untuk yang lain,harga jual padi yang rendah dan harga pupuk yang
mahal menjadi salah satu penyebabnya,dari dulu petani di desaku tak pernah
mendapatkan keuntungan apapun dari pergantian pimpinan di negara ini.
Mungkin ada diantara kalian yang sempat singgah di desa
bertanya tanya,kalau kehidupan mereka sesederhana itu bagaimana mungkin dapat
membeli motor baru,mobil,dan gadget yang harganya cukup mahal itu,jawabanya
satu mereka mendapatkan itu bukan dari hasil bertani namun dari hasil
keberanian mereka merantau kedarerah lain,bahkan pulau lain mnencoba
peruntungan dengan berdagang,ada diantara mereka yang berhasil namun ada juga
yang kurang beruntung,mereka yang berhasil biasany akan bekerja di perantauan
kemudain pulang setahun sekali saat hari raya lebaran tiba,setelah hari raya
mereka biasanya akan kembali kedaerah dimana mereka merantau.
Dan mereka yang kurang beruntung,ada yang mencoba lagi
didaerah lain taoi ada juga yang memutuskan kembali ke desa dan menjadi petani
atau membuka usaha didesa.
Nah,itulah sedikit gambaran tentang kehidupan di desaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Berkomentar