Kamis, 27 September 2018

Aku dan Sepeda Motor

Saat aku menuliskan ini, ada satu sepeda motor yang aku miliki. Motor sport 150 cc dengan kelir balap berwarna orange. Sepintas mirip dengan motor yang beberapa musim ini memenangkan ajang Moto GP, yang kerap kalian saksikan di televisi. Motor itu aku dapatkan dengan perjuangan yang cukup berat, merantau ke pulau sumatera berjualan keliling. Saat ini motor seperti ini bukan lagi barang mewah ada banyak sekali yang memiliki tipe ini bahkan yang di atasnya juga sangat banyak, intinya sudah bukan barang mewah.

Tapi, aku menyayanginya, maksudku sepeda motor itu. Karena sejauh ini dialah yang paling setia menemani kesendirianku, mengantarkanku berjalan saat hati dilanda keresahan. Membawaku berlari membelah angin menumpahkan kegelisahan, meski ini bukan hal baik untuk ditiru. Berkendaralah saat fikiranmu fokus, jangan saat sedang kacau.

Aku sering bersamanya ke kota gudeg, saat pagi, siang, sore bahkan berdua menembus dinginnya angin dini hari membawa sepotong hati yang resah memikirkan seseorang, eh sesuatu. Dia adalah kawan yang baik, menemaniku tanpa protes, selalu diam saat aku duduk bersamanya menatap keindahan alam ataupun hamparan sawah yang membentang, juga perbukitan dengan jalanan berliku yang menyenangkan di lalui.

Kalau dipikir-pikir inu cukup menyedihkan ya, duduk di samping sepeda motor sambil menatap hamparan padi membentang. Tapi sudahlah, mungkin saat ini jalan ini yang harus aku lalui. Tetap semangat ya buat kalian, patuhi peraturan lalu lintas dan berkendaralah yang baik, yang kalian kendarai memang mesin tapi perlakukan dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Berkomentar