Entah kenapa pikiran kreatif itu datang ketika
jauh dari rumah,jauh dari rasa nyaman,pada saat keadaan membuat kita terpaksa
mandiri barulah ide ide brilian bermunculan,yah setidaknya itu yang aku rasakan.
Hidup merantau pada
awalnya sungguh terasa berat,baru juga satu minggu tapi kok rasanya lama sekali
ya,yang ada dalam fikiran hanya kampung halaman dan ayah bunda,mmm serta
kekasih kalau ada hehe..
Mendapatkan pekerjaan
karena kita butuh,bukan karena suka sungguh tidak enak,bekerja seperti penuh
tekanan,hanya
menjalani saja tanpa ada penjiwaan hambar seperti sayur tanpa garam,ingin
rasanya berhenti saja dan pulang kekampung halaman tapi malu rasanya kalau
pulang tanpa membawa uang,pulang boleh tapi harus bawa oleh oleh untuk sanak
kerabat,begitulah yang orang katakan,dan nyatanya memang rata rata seperti itu.
Jadinya apa?UUD ujung
ujungnya duit,kerja
hanya untuk uang,akhirnya menjadi egois dan beragam cara tidak baik ditempuh
agar pudi pundi bertambah tebal,tapi tentu saja tidak semua orang masih ada
orang yang baik dan mencari uang dengan cara yang baik,yang penting halal.
Sejujurnya hidup enak itu
ya didesa,keramahan orangnya dan keindahan alamnya selalu bisa menentramkan
hati,sayangnya didesa kurang bisa mendatangkan banyak uang,kalau hanya untuk
dimakan sih lebih dari cukup tapi untuk ditabung?sulit apalagi kalau sudah
musim pesta pernikahan,jangan tanya deh berapa besarnya,biasanya tigapuluh ribu,nah tinggal kalikan dengan
jumlah undangan yang didapat,kalau duapuluh berart enam ratus ribu,cuma enam
ratus?itu termasuk besar sob untuk ukuran desa,soalnya pendapatan orang desa
tidak banyak,mau banyak darimana lha wong harga pupuk dan obat obatan mahal
sementara harga padi ga bisa naik.
Kembali kepembahasan awal
ya,kalau aku pikir pikir pemuda desaku kok hampir semuanya merantau ya?jangan
jangan ini penyebab desa tidak maju maju,kamu muda yang tenaga dan fikirannya
lebih segar meninggalkan kampung halaman dan pergi keluar daerah meninggalkan
orang orang tua dan anak anak kecil dirumah,kaum muda yang harusnya membuat
usaha didesa beralih profesi menjadi pedagang yang bertebaran di pulau lain.
Sawah dan ladang digarap
seadanya karena tak ada pemuda cerdas yang mau berpayah payah memajukan
desanya,akhirnya desa jadi makin ketinggalan dengan kota,eh ini hanya
pendapatku lho ya,pendapat orang desa dari ujung timur wonogiri yang kata teman
temanku saking jauhnya dinamakan alengko dirojo,ono ono wae.
Yo wis lah,ini saja
tulisanku hari ini ga bisa banyak bercerita aku soalnya ceritaku akan aku
simpan untuk temanku yang sedang duduk meratapi nasib ditolak cewek dua puluh
kali haha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Berkomentar