Dahulu aku pernah kebingungan karena cinta,saking bingungnya sampai tak tahu harus bagaimana menyikapinya,ditambah lagi orang yang aku cintai itu secara materi jauh diatasku,aku hanya memendam perasaanku tanpa pernah berani mangatakannya,apa yang bisa dilakukan anak yang baru tamat STM?
Melamar?tanpa dicobapun aku sudah tahu hasilnya,jadinya aku
kebanyakan melamun dan merenung,tiap saat selalu terbayang seseorang yang jauh
disana,seseorang yang aku anggap paling segalanya.
Hingga akhirnya ketika aku tak mampu
lagi memendam semuanya seorang diri,aku memutuskan untuk menemui guru Al Quran ku
semasa kelas dua STM dulu,Bp.Tarwanto,orangnya sederhana dan sangat menghargai
muridnya.Sayangnya aku tak tahu dimana rumahnya,akhirnya aku bisa mendapatkan
alamatnya setelah bertanya pada kawanku yang kebetulan satu daerah dengan Bapak
Tarwanto,akupun datang kesana untuk berkonsultasi dengan beliau.
Didepannya aku menceritakan semua
kegelisahanku,juga penilaianku yang menganggap dia yang aku cintai begitu
sempurna,aku jelaskan semua kelebihan yang dia miliki,aku mengatakan kalau ia
adalah wanita sholehah satu diantara seribu,Bapak Tarwanto mendengarkan dengan
penuh perhatian,tak pernah sekalipun menyela omonganku,dengan sabar ditunggunya
aku berbicara sampai selesai,kemudian beliau mengatakan padaku,kata kata yang
selalu aku ingat sampai sekarang.
“Mas,kalau bagi orang yang sedang
jatuh cinta umpama orang yang dicintai melakukan tujuh keburukan dan tiga
kebaikan maka yang tampak adalah tiga kebaikan,namun ketika berumah tangga dia
melakukan tujuh kebaikan dan tiga keburukan maka yang tampak adalah tiga keburukan.”
Aku mendengarkan nasehat beliau,hanya
saja perasaanku waktu itu masih belum menerima,semua nasehat itu masih belum
bisa mendinginkan hatiku yang membara karena cinta,namun jauh setelah saat
itu,dan ketika aku bayak berinteraksi dengan orang yang sudah menikah barulah aku
bisa memahami maknanya,masa pacaran dan masa menikah memang jauh berbeda
kecuali bagi orang yang benar benar mampu mencintai pasangannya dengan
tulus.Sebelum pulang aku masih diajak makan dengan beliau,kemudian kemasjid
untuk shalat maghrib berjamaah.Sekarang entah dimana beliau berada apakah masih
diselogiri atau sudah pindah,namun aku berharap beliau selalu dalam lindungan
Allah.
Itulah sedikit nasehat untuk orang
yang sedang dirundung asmara,singkat memang tapi mudah mudahan ada manfaatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Berkomentar