Awalnya sih tidak begitu berminat
menuliskan tentang kabut asap di Pekanbaru,berhubung sudah hampir satu bulan
kabutnya ga ilang ilang jadilah dibuat tulisan ini.
Seperti yang saya katakan
diatas,kabut asap di Pekanbaru nyaris satu bulan,asapnya awalnya biasa saja,kemudian
lama lama bertambah tebal.Kata pemerintah kota sudah masuk dalam kategori
berbahayaAku yang kebetulan ada di Pekanbaru merasakan dampaknya juga,apalagi
kalau bukan ISPA.Nah berhubung saya jarang keluar rumah jadilah Cuma dapat
bonus batuk batuk ringan sajaJ.
Bagaimana kabut asap bisa
terjadi?kalau kata orang orang yang saya temui gara gara pembakaran lahan yang
akhirnya meluas dan tidak bisa dikendalikan lagi,pemererintah kota pun
kuwalahan menanggulanginya,entah sampai kapan kabut asap ini akan
berlangsung,yang pasti selain kerugian dari segi kesehatan juga berimbas ke
bidang lain contohnya ekonomi.
Pendapatan para pedagang pun merosot
tajam sampai sekitar limapuluh persen itu pun bagi yang bernyali besar berani
berjualan diantara asap yang mengganggu sementara yang memilih libur ya tidak
dapat keuntungan dong,biasanya merogoh tabungan untuk menemani hari libur.
Sekolah sekolah dan MDA diliburkan
sampai waktu yang tidak ditentukan,mau bagaima lagi,kasihan khan anak anak
kecil dan remaja yang harus menghirup udara beracun itu kalau keluar
rumah,mending mereka diliburkan agar bisa belajar dirumah,itu yang dimahui para
guru,namun namanya anak anak ada yang belajar ada juga yang memilih ke warnet
atau bermain.
Selama hampir tiga tahun tinggal di
pekanbaru,baru kali ini ada bencana asap yang begini lama kalau yang sudah
sudah tak lebih dari tiga hari,nah kali inilah yang paling parah,sampai sampai
untuk melihat matahari disiang haripun tidak bisa,wahai asap pergilah agar bisa
kujumpai kehangatan mentari yang aku rindukan,halah malah jadi sok puitis.
Yah beginilah kami yang tinggal
dipekan baru,beraktifitas menggunakan masker sampai waktu yang belum
pasti,mudah mudahan bencana asap ini segera berlalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Berkomentar