Selasa, 11 Maret 2014

Jejak Petualangan Masa Kecil

 Bertualang di alam itu menyenangkan.Itu yang aku rasakan saat kecil dahulu,dengan dua atau tiga orang temanku beramunisikan peralatan dan bekal seadanya: pisau,ketapel dan bekal makan minum.

Kami akan berjalan jalan diantara rindangnya pohon dan rerumputan,tak ada lokasi yang pasti yang akan dikunjungi.Hanya berjalan kearah utara desa yang merupakan hutan pinus.Kami hanya tahu itu, soalnya belum ada yang pernah berjalan terus kearah utara.

Setelah dewasa aku baru tahu,kalau seumpama kami berhasil menembus hutan itu,maka kami akan sampai di sekitaran sarangan,namun untuk berjalan kaki sepertinya tidak mungkin,hutan masih terlalu lebat dan luas,tidak diketahui juga apa yang ada disana.

Tak ada ketakutan dalam hati kami,yang ada hanyalah perasaan senang yang menyatu dengan keceriaan alam sekitar,sinar mentari yang menyusup disela sela daun pinus seakan akan menambah kehangatan persahabatan kami,dahulu memang persahabatan kami sangat erat.

Sambil berjalan kami menatap kesekitar,mengagumi keindahan hutan yang pinus yang demikian luas ,kalau angin bertiup akan terdengar bunyi yang aneh,namun kami tak menghiraukan karena sudah tahu kalau daun pinus tertiup angin akan menghasilkan bunyi desauhan seperti itu.

Oh iya,apakah guna peralatan dan perbekalan kami itu?jangan tersenyum kalau membacanya karena itu yang ada dalam fikiran kami dahulu
·         Pisau    :digunakan untuk melawan kalau ada binatang buas
·         Ketapel :untuk mencari burung sebagai tanmbahan lauk bagi kami
·         Bekal     :mengisi perut kalau lapar J

 Kami terus berjalan kearah utara sambil berhayal akan menemukan danau ditengah hutan,ataupun sebuah goa seperti goa gong di pacitan sana,pasti desa kami akan menjadi desa yang banyak dikunjungi.

Seperti itulah angan angan  yang membuat kami terus berjalan tanpa lelah,jalanan tanah semakin lama semakin menanjak.Di sebelah kiri kami,adalah lereng yang sangat curam sedalam puluhan meter,sementara disebelah kanan adalah semak belukar yang lebat.

Kami terus berjalan diiringi suara kicauan burung yang seakan memberikan semangat,peluh perlahan membasahi baju kami namun sama sekali tak menyurutkan niat untuk terus berjalan.

Takutkah kami berjalan kearah hutan lebat yang tidak diketahui apa isinya?Tidak,kami tidak takut,bukannya kami semua anak anak pemberani,namun karena kami tak tahu apa saja bahaya yang bisa dijumpai dihutan,kami hanya lah anak anak kecil yang penuh rasa ingin tahu yang besar tentang desanya.

Perjalanan semakin jauh kearah hutan,perasaan lapar mulai menghampiri kami memaksa untuk membuka bekal dan memakannya.Dibawah pohon menjadi tempat yang nyaman untuk mengisi perut,kami duduk bersila sambil membuka bekal masing masing isinya sangat sederhana,hanya nasi tiwul,daun singkong rebus,sambal,dan oseng oseng tak ada daging ataupun ikan namun kami memakannya dengan lahap,bersantap saat lelah sambil menyaksikan menyaksikan pemandangan alam yang begitu indah.

Adalah sesuatu hal yang sangat menyenangkan,nasi dan lauk yang kami makan menjadi terasa begitu istimewa dibandingkan dengan kalau kami memakannya dirumah.

Selesai makan perjalanan dilanjutkan kembali,tak ada yang mengeluh capek.Kalaupun ada yang merasa 
capek pasti akan menyimpannya dalam hati,karena kami akan malu kalau ketahuan lemah,ya kami memang ingin menjadi lelaki yang kuat namun tetap peduli pada lingkungan.

Sayangnya ekspedisi kami harus terhenti,bukan karena kami tak mau tapi,nun didepan sana didaerah yang dibatasi sungai kecil adalah hutan yang terlalu lebat bagi kami,semak belukarnya seakan akan sama sekali belum dijamah manusia,dengan pohon pohon yang besar dan tinggi menjulang,seakan akan memperingatkan 
kami untuk tidak masuk kesana,kami semua tersenyum gembira karena menemukan daerah yang belum pernah di rambah orang,kami berhayal kalau disana ada peninggalan jaman dulu,entah itu candi,petilasan atau seperti yang aku bilang diawal,danau dan sebuah goa,namun insting kami menahannya.

Dengan perasaan berat kami memutuskan kembali pulang dan berharap akan kembali ketempat ini lagi meneruskan petualangan yang tertunda.

Tak perlu diceritakan bagaimana perjalanan pulang karena tak ada yang menarik,sama saja dengan perjalanan kami saat berangkat tadi,hanya saja kami tak begitu memperhatikan keindahan alam sekitar,masing masing dari kami fikirannya masih kearah hutan yang belum sempat kami kunjungi,apakah yang ada disana?


Akhirnya kamipun sampai dirumah dengan selamat,setelah sebelumnya saling berjanji kapan kapan akan kesana lagi dengan bekal yang lebih bayak dan tentu saja berangkat lebih pagi agar tidak kemalaman,namun hingga tulisan ini dibuat rencana itu masih belum terwujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Berkomentar