Bertualang di alam itu menyenangkan.Itu yang
aku rasakan saat kecil dahulu,dengan dua atau tiga orang temanku beramunisikan
peralatan dan bekal seadanya: pisau,ketapel dan bekal makan minum.
Kami akan berjalan jalan diantara rindangnya
pohon dan rerumputan,tak ada lokasi yang pasti yang akan dikunjungi.Hanya
berjalan kearah utara desa yang merupakan hutan pinus.Kami hanya tahu itu,
soalnya belum ada yang pernah berjalan terus kearah utara.
Setelah dewasa aku baru tahu,kalau
seumpama kami berhasil menembus hutan itu,maka kami akan sampai di sekitaran
sarangan,namun untuk berjalan kaki sepertinya tidak mungkin,hutan masih terlalu
lebat dan luas,tidak diketahui juga apa yang ada disana.
Tak ada ketakutan dalam hati
kami,yang ada hanyalah perasaan senang yang menyatu dengan keceriaan alam
sekitar,sinar mentari yang menyusup disela sela daun pinus seakan akan menambah
kehangatan persahabatan kami,dahulu memang persahabatan kami sangat erat.
Sambil berjalan kami menatap
kesekitar,mengagumi keindahan hutan yang pinus yang demikian luas ,kalau angin
bertiup akan terdengar bunyi yang aneh,namun kami tak menghiraukan karena sudah
tahu kalau daun pinus tertiup angin akan menghasilkan bunyi desauhan seperti
itu.
Oh iya,apakah guna peralatan dan
perbekalan kami itu?jangan tersenyum kalau membacanya karena itu yang ada dalam
fikiran kami dahulu
·
Pisau :digunakan untuk melawan kalau ada binatang
buas
·
Ketapel
:untuk mencari burung sebagai tanmbahan lauk bagi kami
·
Bekal :mengisi perut kalau lapar J
Kami terus berjalan kearah utara sambil
berhayal akan menemukan danau ditengah hutan,ataupun sebuah goa seperti goa
gong di pacitan sana,pasti desa kami akan menjadi desa yang banyak dikunjungi.
Seperti itulah angan angan yang membuat kami terus berjalan tanpa
lelah,jalanan tanah semakin lama semakin menanjak.Di sebelah kiri kami,adalah
lereng yang sangat curam sedalam puluhan meter,sementara disebelah kanan adalah
semak belukar yang lebat.
Kami terus berjalan diiringi suara kicauan
burung yang seakan memberikan semangat,peluh perlahan membasahi baju kami namun
sama sekali tak menyurutkan niat untuk terus berjalan.
Takutkah kami berjalan kearah hutan
lebat yang tidak diketahui apa isinya?Tidak,kami tidak takut,bukannya kami
semua anak anak pemberani,namun karena kami tak tahu apa saja bahaya yang bisa
dijumpai dihutan,kami hanya lah anak anak kecil yang penuh rasa ingin tahu yang
besar tentang desanya.
Perjalanan semakin jauh kearah
hutan,perasaan lapar mulai menghampiri kami memaksa untuk membuka bekal dan
memakannya.Dibawah pohon menjadi tempat yang nyaman untuk mengisi perut,kami
duduk bersila sambil membuka bekal masing masing isinya sangat sederhana,hanya
nasi tiwul,daun singkong rebus,sambal,dan oseng oseng tak ada daging ataupun
ikan namun kami memakannya dengan lahap,bersantap saat lelah sambil menyaksikan
menyaksikan pemandangan alam yang begitu indah.
Adalah sesuatu hal yang sangat
menyenangkan,nasi dan lauk yang kami makan menjadi terasa begitu istimewa
dibandingkan dengan kalau kami memakannya dirumah.
Selesai makan perjalanan dilanjutkan
kembali,tak ada yang mengeluh capek.Kalaupun ada yang merasa
capek pasti akan
menyimpannya dalam hati,karena kami akan malu kalau ketahuan lemah,ya kami
memang ingin menjadi lelaki yang kuat namun tetap peduli pada lingkungan.
Sayangnya ekspedisi kami harus
terhenti,bukan karena kami tak mau tapi,nun didepan sana didaerah yang dibatasi
sungai kecil adalah hutan yang terlalu lebat bagi kami,semak belukarnya seakan
akan sama sekali belum dijamah manusia,dengan pohon pohon yang besar dan tinggi
menjulang,seakan akan memperingatkan
kami untuk tidak masuk kesana,kami semua
tersenyum gembira karena menemukan daerah yang belum pernah di rambah
orang,kami berhayal kalau disana ada peninggalan jaman dulu,entah itu
candi,petilasan atau seperti yang aku bilang diawal,danau dan sebuah goa,namun
insting kami menahannya.
Dengan perasaan berat kami memutuskan
kembali pulang dan berharap akan kembali ketempat ini lagi meneruskan
petualangan yang tertunda.
Tak perlu diceritakan bagaimana
perjalanan pulang karena tak ada yang menarik,sama saja dengan perjalanan kami
saat berangkat tadi,hanya saja kami tak begitu memperhatikan keindahan alam
sekitar,masing masing dari kami fikirannya masih kearah hutan yang belum sempat
kami kunjungi,apakah yang ada disana?
Akhirnya kamipun sampai dirumah
dengan selamat,setelah sebelumnya saling berjanji kapan kapan akan kesana lagi
dengan bekal yang lebih bayak dan tentu saja berangkat lebih pagi agar tidak
kemalaman,namun hingga tulisan ini dibuat rencana itu masih belum terwujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Berkomentar