Dahulu aku sering diajak mencangkul oleh ayahku,beliau memberikan
cangkul kecil dengan tangkai,kalau didesa kami namanya doran.Doran itu dibuat sepenuh hati oleh
ayahku,permukaannya dihaluskan dengan amplas,takut kalau tanganku ketika menggunakannya.Setelah jadi dicobanya,kalau dirasakan nyaman dipakai barulah diberikan padaku.
Aku menerimanya dan ikut berangkat kesawah dengan ogah ogahan,aku
masih ingin melihat acara kartun di minggu pagi.Biasanya aku setengah hari akan duduk didepan tv
sambil menunggu makan siang,namun hari itu aku malah diajak kesawah,hmmm
fikiran anak anakku masih belum bisa memahami maksud ayahku,aku hanya berfikir
ayahku tak memahamiku,padahal acara janperson sedang seru serunya,ada duel
janperson vs bilgodi setelah itu ada dragonball goku vs picolo.
Aku mengkikuti ayah dari belakang sambil menggerutu dalam hati,masih belum rela
meninggalkan acara kartun favoritku hiks hiksL.Perjalanan
kesawah menempuh jarak sekitar duapuluh menit,melewati sungai,kemudian naik
dilereng
bukit setelah itu lurus melewati jalanan sempit di pinggir sungai,aku jadi tertegun
kalau jalan tanpa beban saja begini sulit bagaimana
jika sambil memikul padi?Ada yang berdesir dalam hatiku,ah alangkah teganya aku duduk manis
dirumah sementara ayahku memikul padi,mataku agak basah namun aku hapus diam
diam aku tak mau ayahku tahu.
Beliau menoleh padaku sambil tersenyum.karena aku agak
ketinggalan,aku kemudian mempercepat langkahku agar dapat berjalan
beriringan,tak lama kemudian kami sampai disawah.
Aku memandangi petak demi petak dengan bingung,darimana harus
memulai,dari tanggul atau tengah,dan bagaimana caranya membuat tanggul yang
baru?.Ayah
seakan mengetahui kebingunganku,beliau lalu berjalan ke pinggir dan memperbarui
tanggulnya lebih dahulu,baru setelah tanggul selesai beliau mulai mencangkul dibagian
tengah,aku memperhatikan dengan seksama,kayaknya kok mudah tapi,begitu aku coba ternyata sulit,aku tak
berhasil membuat tanggul,akhirnya ayah menyuruhku mencangkul dibagian tengah saja yang lebih mudah..hmm
kalau yang
ini tak begitu sulit,hanya saja baru sebentar kok capek sekali rupanya aku terlalu
bersemgangat hingga cepat capek,beliau kemudian menjelaskan kalau mencangkul
itu pelan pelan saja agar tidak mudah capek,oo begitu tak kira asal saja
ternyata ada tekniknya juga ya..namun ternyata aku tak bertahan lama sekitar jam sepuluh aku
kecapekan,ayah kemudian menyuruhku pulang dahulu sementara beliau masih akan menyelesaikan satu petak itu dahulu.
Aku mencuci cangkulku disungai sementara bajuku aku biarkan kotor
penuh lumpur biar kelihatan kalau habis mencangkul hehe
Ternyata pekerjaan ayahku sangat berat,aku sendiri tak tahu kalau
saat dewasa sanggup mengolah sawah dengan cara itu.aku berjalan pulang sambil
merenung,dalam hati aku berjanji akan rajin belajar untuk menghargai kerja
keras beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Berkomentar